Masyarakat Toboko Merayakan Tradisi Lebaran Ketupat
02 Juli 2017
TERNATE- Masyarakat Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), memiliki tradis rutin yang digelar sepekan setelah Hari Raya Idulfitri, yakni Lebaran ketupat. Mungkin saat ini sudah mulai jarang dilakukan oleh masyarakat Kota Kaki Gunung Gamalama.
Untuk mengembalikan tradisi turun temurun itu, masyarakat bersama pemerintah kelurahan Toboko, kecamatan Ternate Selatan, Minggu (2/7/2017) pagi tadi merayakan lebaran ketupat. Perayaan diawali dengan tahlilan dan dilanjutkan jabat tangan serta ditutup makan bersama.
Acara itu dihadiri langsung Sekretaris Daerah Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, stakeholder terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan warga dari kelurahan lain. �Tradisi ini sudah menjadi turun temurun bagi masyarakat Kota Ternate, hanya saja direvitalisasi kembali oleh masyarakat Toboko, dalam rangka mempererat tali silaturahmi, karena mungkin 1 minggu lalu belum sempat bersilaturahmi antara satu dengan yang lain,� ujar Sekot Ternate.
Selain itu, kata dia, masyarakat yang dulunya pernah tinggal di kelurahan Toboko bisa kembali lagi untuk mempererat tali silaturahmi, dan yang paling penting menjadi wisata religi, sehingga tahun depan lebih dikemas oleh masyarakat agar menjadi pusat keramaian setelah ramadhan dan Idulfitri.
�Biar perlu bukan hanya di Toboko, tapi disemua kelurahan yang ada di Kota Ternate untuk menghidupkan tradisi ini, karena tradisi ini bukan baru tapi tradisi lama, yang mau dibangkitkan kembali oleh masyarakat,� ujarnya.
Dia berharap, tahun depan terus dilaksankan dan dikembangkan untuk dijadikan wisata religi, sehingga orang luar yang datang ke Kota Ternate menyaksikan langsung, bahwa benar ada kearifan lokal yang masih dipertahankan. �Saya berharap terus dikembangkan tahun depan, agar orang luar datang dan menyaksikan bahwa di Kota Ternate masih ada kearifan lokal,� harapnya.
Sementara Lurah Toboko, Junaidi Teapon menambahkan, tujuan utama perayaan hari raya ketupat ini adalah silaturahmi antara sesama pemuda kelurahan Toboko maupun pemuda antar kelurahan, khususnya dengan pemuda Mangga Dua yang sering terlibat konflik.
�Kami akan upayakan agar setiap tahun perayaan hari raya ketupat terus dilaksanakan, karena ini menjadi wisata religi,� ujarnya.
(n(red)