TERNATE, OT - Selain merusak pemandangan dan mengganggu aktivitas, sampah kulit kelapa menjadi problem yang tidak mudah diatasi Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate.
Berdasarkan amatat indotimur.com pada sejumlah lokasi, sampah kulit kelapa muda menjadi persoalan tersendiri.
Di ruas jalan belakang Jatiland mall Ternate misalnya, kawasan ini.tak liput dari problem sampah kulit kelapa yang dibiarkan berserakan, padahal di sekitar arral itu, Pemkot melalui Dinas Lingkingan Hidup (DLH) telah menyediakan tempat penampungan sampah.
Namun sayangnya, para pedagang buah kelapa enggan membuang sampah kulit kelapa di tempat penpungan sampah, karena tak mau membayar retribusi sampah.
Selain menyediakan tempat penampungan sampah, DLH juga rutin mengangkut sampah setiap hari, namun pedagang kelapa nampaknya engganembuang kulit kelapa di tempat penampungan sampah dan lebih memilih membiarkan sampah kulit kelapa.di sisi jalan raya menuju kawasan pusat kuliner.
Janna, salah satu pedagang musiman yang ditemui indotimur.com Selasa (17/03/2020), mengaku, tumpukan sampah kulit kelapa ini dikarenakan maraknya pedangang liar yang berjualan di sekitar belakang Jatiland mall.
Janna juga menduga, para pedagang tidak mematuhi prosedur yang tetapkan seperti membayar retribusi sampah.
''Hanya datang berjualan terus meninggalkan tumpukan sampah tanpa memberikan partisipasi soal retribusi kepada petugas kebersihan padahal aktifitas pengangkutan ini dilakukan setiap hari," ungkap Janna.
Sementara itu, Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Ternate, Yus Karim mengaku, setiap hari personil DLH selalu melakukan pembersihan di kawasan pasar termasuk belakang mall.
"Bahkan kalau Minggu dan Senin, kita kadang dua sampai tiga kali mengangkut sampah di belakamg mall," aku Yus.
Meski begitu, dia mengaku untuk pedagang kelapa.muda, pihaknya tidak memungut retribusi, "kalau retribusi saya tidak tau, yang pasti tidak ke DLH," ungkapnya.
Dia berharap, ada koordinasi yang baik antara Disperindag dengan DLH, agar problem sampah kulit kelapa dapat diatasi, apalagi jelang Ramadhan, dipastikan produksi sampah akan semakin meningkat. (ier)