TERNATE, OT - Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Pertanian (Distan) terus melakukan berbagai langkah untuk meringankan beban petani terkait kenaikan harga pupuk secara global.
Kenaikan harga pupuk secara global dipicu perang Rusia-Ukraina, karena mayoritas suplai bahan baku pupuk di Indonesia berasal dari negara yang tengah berkonflik tersebut.
Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kota Ternate, Thamrin Marsaoly mengatakan, meski harga bahan baku pupuk terus meningkat, namun secara lokal tidak mempengaruhi kualitas hasil produksi petani di Kota Ternate.
Kepada indotimur.com, Thamrin menyatakan, salah satu faktor kenaikan harga pupuk saat ini karena dipengaruhi konflik berkepanjangan antara Rusia-Ukraina.
Kata dia, kebaikan harga pupuk di Indonesia disebabkan konflik Rusia-Ukraina sehingga rantai pasok bahan baku pupuk terganggu.
"Kenaikan harga pupuk yang sebelumnya Rp, 400 ribu menjadi Rp, 1 juta lebih, sehingga kami mengarahkan untuk penggunaan pupuk lebih variatif antara organik dan nonorganik sehingga hasil produksi tetap bagus," ungkap Thamrin.
Dia menjelaskan, para petani di Ternate diarahkan untuk menggunakan pupuk organik, karena selain murah, pupuk organik tidak mengandung bahan kimia dan mudah diperoleh.
Menurut Thamrin, hasil produksi serta rantai pasar yang pendek mampu mempengaruhi kualitas hasil produksi tani di kota ternate yang lebih bagus dan tetap terjaga.
"Kita sadari itu tidak akan cukup dengan kondisi alam yang tidak memungkinkan, petani diharapkan untuk mengikuti anjuran pemerintah sehingga hasil produksi bisa maksimal," sebut Thamrin seraya meminta para petani untuk terus menanam agar dapat meningkatkan ekonomi petani.
(mg_ot)