Home / Indomalut / Ternate

Dinas Kebudayaan Siap Terima Penetapan Ternate Sebagai Titik Nol Rempah

08 Agustus 2019
Arifin Umasangadji

TERANTE, OT – Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut) sudah mulai mempersiapkan penetapan Ternate sebagai titik nol rempah.  Kesiapan itu dilakukan dengan melaksanakan workshop rempah dan warisan nilai budaya, Kamis (8/8/2019) pagi tadi, di Vellya Hotel Ternate.

“Workshop ini merupakan langkah awal yang nantinya akan merencanakan seminar Nasional untuk menetapkan Ternate sebagai titik nol rempah oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Arifin Umasangadji.

Untuk itu, kata Arifin, pihaknya mulai mempersiapkan dengan melaksanakan workshop hari ini, agar ketika team Kemedikbud datang sudah ada rekomendasi terkait dengan kebudayaan. “Orang-orang di luar sana rindu dengan kebudayaan, artinya ada keinginan masyarakat untuk bagaimana budaya ini disatukan kembali,” kata Arifin.

Menurutnya, workshop ini berbicara mengenai kebudayaan, sehingga dinas kebudayaan nantinya punya pokok-pokok pikiran tentang kebudayaan daerah, yang di dalamnya ada 10 objek kemajuan kebudayaan. Mulai dari tradisi lisan sampai dengan adat istiadat serta bahasa. “Inilah smentara kami pikirkan bagaimana mengimplementasikan kegiatan  terkait dengan 10 oObjek Kemajuan Kebudayaan (OPK) tersebut,” katanya.

“Bulan kemarin kami baru saja selesai melaksanakan lomba tradisi lisan Dolobololo di Benteng Oranje  dan pelatihan tentang guru bahasa Ternate, karena itu semua simbol-simbol budaya yang mau tidak mau harus dilestarikan," tandasnya.

Selain itu, sudah dilaksanakan festival ela-ela. Biasanya ela-ela hanya dilakukan biasa saja dengan membaca doa menjemput Lailatul Qadar, tapi pihaknya membuat ada spirit yang begitu luar biasa. Tujuannya bagaimana mendesain ini menjadi sesuatu yang bernilai dan bisa dijual.

“Tradisi lisan ini merupakan pesan-pesan moral yang mempunyai keterkaitan dengan bahasa, kami kedepannya nanti akan kerja sama dengan Disperkim untuk bagaimana  Dolobololo itu harus ada disetiap pusat-pusat kota dan memiliki ruang publik," katanya.

“Ini merupakan daerah kesultanan dan kita memiliki situs sejarah, jadi kebudayaan bukan hanya dilihat dari nilainya, tapi harus dikemas untuk nantinya bisa dijual menjadi aset wisata,” ucap mantan Kepala Dinas pariwisata Kota Ternate ini.(awie)


Reporter: Munawir Suhardi

BERITA TERKAIT