TERNATE, OT - Aliansi Masyarakat Dufa-Dufa Bergerak (AMDDB), Senin (5/8/2019) mendatangi kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate di Dufa Dufa.
Kedatangan AMDDB ini untuk meminta penjelasan pihal rektorat yang dinilai tidak mendukung kegiatan kepemudaan di Dufa Dufa.
Korlap Aksi AMDDB Hasrul HI. Kahar, kepada indotimur.com disela-sela aksi menjelaskan, aksi protes AMDDB Kelurahan Dufa-Dufa di IAIN Ternate adalah bagian dari eksperesi dan kekecewaan terhadap pihak kampus yang dinilai tidak mengakomodir kepentingan masyarakat Kelurahan Dufa-Dufa khususnya pemuda.
Kata.dia, dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-74 tahun 2019, pemuda Kelurahan Dufa-Dufa berencana melaksanakan sejumlah kegiatam termasuk bola kaki gawang mini. "Untuk kegiatan gawang mini, rencananya akan meminjam fasilitas lapangan bola kaki kampus IAIN Ternate," kata Hasrul.
Dia.menyebut, pihaknya telah melayangkan surat permohonan peminjaman lapangan sejak tanggal 25 Juli, namun hingga saat ini, pihak Rektorat tidak merespon surat tersebut.
"Dengan adanya keterlambatan disposisi surat dari pihak IAIN Ternate ke pemuda Kelurahan Dufa-Dufa, sehingga perencanaan kegiatan sepak bolah gawang mini dibatalkan karena kampus tidak mengizinkan kami memakai fasilitas mereka," sebut Hasrul.
"Oleh karena itu, kami atas nama Aliansi Masyarakat Dufa-Dufa Bergerak (AMDDB) menyatakan sikap, Rektor IAIN Ternate diminta memperjelas alasan mengapa tidak memfasilitasi agenda kepentingan pemuda Kelurahan Dufa-Dufa," tegasnya.
Menanggapi tuntutan warga sekitar kampus, Wakil Rektor (Warek I) IAIN Ternate, Taher Sapsuha, mengaku aksi yang dilakukan AMDDB terhadap kampus IAIN Ternate merupakan hak mereka, "bagi kami tidak ada masalah biarkan mereka menyampaikan aspirasi," kata Taher.
Kata dia, saat ini, kampus IAIN Ternate sedang dalam tahap pembangunan dua gedung baru, sehingga dikhawatirkan jika lapangan digunakan, akan menggnggu proses pembangunan, "kehawatiran kami jangan sampai tibanya hujan kemudian alat berat sering keluar masuk di kampus apabila terjadi sesuatu maka siapa yang bertangungjawab," ungkap Taher.
"Sehingga itu menjadi pertimbangan Rektor dalam mendisposisi surat izin, karena sementara ada pekerjaan dua bangunan kampus, di satu sisi lokasi cukup sempit kemudian penonton tidak bisa diatur dan alat berat sering keluar masuk di kampus, sehingga ditunda dulu kegiatanya," pungkasnya.
(ded)