TERNATE, OT - Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) kota Ternate, menilai aksi pedagang ikan dan petugas kebersihan pasar Gamalama salah alamat.
Sekertaris BP2RD kota Ternate, Jufri Ali kepada sejumlah wartawan mengatakan, para pedagang dan petugas kebersihan di pasar ikan Gamalama yang menuntut pembayaran gaji petugas kebersihan, normalkan air dan listrik yang ada di pasar ikan adalah salah.
"Mereka tidak tahu bahwa BP2RD hanya direkomendasikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menagih retribusi setiap pedagang, jadi tiga masalah tersebut bukan di BP2RD akan tetapi ada di Disperindag, jadi jangan persepsi," jelas Jufri.
Dia menduga, jangan-jangan ada petugas yang memprovokasi mereka untuk melakukan aksi agar BP2RD tidak lagi menagih retribusidi pasar, karena mereka tahu masalah yang di pasar.
"Sebagian massa aksi yang ikut demo hanya ikut-ikutan karena mereka tidak tahu posisi anggaran yang sebenarnya di pihak mana, hanya satu-dua orang saja yang tahu posisi anggaran, tapi mungkin mereka sudah di provokasi makanannya mereka langsung ikut," katanya.
Lanjut Jufri, jika tuntutan mereka itu anggarannya ada di BP2RD maka sudah dibayar jauh hari, tapi anggaran tidak ada makannya BP2RD tidak bisa berbuat apa-apa.
"Yang jadi pertanyaannya kenapa sampai ada tunggakan gaji dari disperindag, jadi tiga tuntutan itu ada di disperindag, karena BP2RD hanya diberikan kewenangan untuk melakukan penagihan retribusi. Yang jadi masalah juga para petugas dan pedagang ikan hanya mendengarkan satu pegawai Disperindag, semestinya langsung di pimpinan Dinas terkait," katanya.
Sedangkan koordinator Asosiasi Pasar Ikan Gamalama, Abut kepada wartawan mengatakan, mereka hanya menuntut agar dinas terkait secepatnya membayar gaji para petugas kebersihan pasar ikan agar mereka membersihkan sisa-sisa ikan yang sudah busuk.
"Gaji petugas kebersihan tidak dibayar berkisar 4 atau 5 bulan dan perbulan sekitar Rp 1 juta, dengan jumlah perugas 6 orang, sedangkan untuk pembayaran listrik Rp 5.000 ditambah air per-hari Rp 5.000 jadi per hari untuk pedagang ikan yang ada di pasar Gamalama membayarnya Rp 10.000 per-hari," jelasnya.
Menurutnya, pedagang tidak mempermasalahkan pembayaran tetribusi yang ditagih oleh petugas, tapi yang dipermasalahkan adalah listrik dan air karena beberapa hari lalu tidak dinyalakan, sehingga banyak pengunjung yang datang untuk berbelanja mengeluh katena bauh busuk.(awie)