TERNATE, OT - Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, merespon baik beberapa usulan yang ditawarkan Koordinator dewan guru besar Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dr. M. Baiquni, MA, terkait penguatan City Branding Ternate Kota Rempah.
Kepala Bappelitangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly mengatakan, ada beberapa langkah-langkah ikhtiar yang dilakukan Pemerintah Kota Ternate merespon usulan Prof. Dr. M. Baiquni, MA, guru besar UGM terkait penguatan City Branding Ternate Kota Rempah.
Menurutnya, Pemkot Ternate, akan memproteksi dini beberapa kawasan di titik ketinggian yang dipenuhi pohon cengkeh dan pala agar tidak diterbitkan izin untuk pembangunan rumah atau kawasan perumahan.
Dia mengaku, pada sejumlah kawasan yang ditanami cengkeh dan pala rata-rata lahannya dikuasai masyarakat untuk kebun rakyat. Namun untuk kepentingan penguatan City Branding, kawasan-kawasan ini yang tadinya dikuasai masyarakat tidak diizinkan untuk pembangunan.
Apalagi, lanjut Rizal, dalam RTRW pada zonasi tertentu di daerah ketinggian diarang diterbitkan izin pembangunan, sehingga diharapkan pada titik-titik ini bisa dimaksimalkan untuk penguatan City Branding, seperti yang ada di Tongole.
"Pada prinsipnya, zonasi yang sudah kita tetapkan lalu lahan itu milik pemerintah ya kita upayakan untuk dibebaskan dengan membayar. Nanti lahannya kita zonasi seperti yang diusulkan guru besar dari UGM. Seperti di Kelurahan Loto, itu kurang lebih hampir empat hektar yang dikelilingi pohon cengkeh dan ini sudah menjadi aset Pemkot Ternate," jelas Rizal.
BACA JUGA : UGM Siap Dampingi Pemkot Perkuat Identitas Ternate Kota Rempah
Tidak hanya di Loto, sambung Rizal, zonasi ini juga dilakukan di Foramadiahi. Bahkan, di tahun ini zonasi di Foramadiahi sudah mulai dilakukan.
Meski masih dalam penguasaan masyarakat, namun Pemkot Ternate akan berupaya melakukan ini dengan tetap mempertahankan pohon cengkeh sebagai tanaman produksi dan memperkuat ekonomi rumah tangga.
"Kepentingan pemerintah itu memperkuat City Branding tapi paling tidak manfaat apa yang didapatkan masyarakat ketika zonasi ini dilakukan yang tidak mempengaruhi hasil panen tiap tahunnya, " tutur Rizal.
"Ada strategi penguatan zonasi kawasan. Untuk memperkuat ekonomi masyarakat, maka kawasan itu bisa ada UMKM atau ada aktivitas masyarakat di sekitar kawasan itu bisa kita ekspor dan memiliki nilai ekonomi. Misalnya ketika ada yang mau jiarah ke malam Sultan Babullah, kita bisa kemas sesuatu untuk menarik para wisatawan yang Foramadiahi," sambung Rizal menjelaskan.
Selain itu, ada ornament khas Ternate juga bisa disiapkan guna menarik wisatawan. Ini tentunya sangat membantu untuk ekonomi masyarakat
"Setidaknya ketika zonasi ini mulai dilakukan, maka ada aktivitas pendukung yang disiapkan pemerintah sehingga masyarakat yang punya cengkeh dan pala bisa memanfaatkannya untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat, " sebutnya.
(fight)