SOFIFI, OT- Pakar Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Helmi Alhadar mengatakan, terpilih kembali Muhammad Sinen sebagai ketua DPD PDIP Maluku Utara (Malut) serta merta menegaskan kuatnya pengaruh PDIP yang dinakhodai di dalam pemerintahan Guberernur Abdul Gani Kasuba dan M. Al yasin Ali (AGK-YA).
Menurut Helmi, sebagaimana sebelumnya diketahui bahwa tarik ulur antara AGK-YA dengan PDIP sempat mengalami ketegangan saat isu komposisi kabinet cenderung "diintervensi" oleh PDIP Malut yang dikomandai oleh Muhammad Sinen, sampai ada ancaman PDIP akan mengambil posisi sebagai oposisi dalam pemerintahan AGK-YA.
Bahkan, kata Helmi, PDIP Malut sempat mengancam akan menggulirkan kasus IUP dan KM Fai Sayang yang melibatkan kedua elit di pucuk pimpinan pemprov itu.
Untuk itu, Helmi menduga, kembali terpilihnya Muhammad Sinen sebagai ketua DPD PDIP mengindikasikan bahwa DPP PDIP lebih memberi kewenangan yang lebih besar kepada DPD dalam mengendalikan PDIP di Malut, yang akhirnya akan berdampak pada melemahnya pemerintahan AGK-YA yang diusung PDIP.
Dengan begitu, kata Helmi, pemerintahan AGK-YA akan sangat mungkin dikendalikan oleh PDIP yang dimotori Muhammad Sinen. “Bahkan, PDIP tidak hanya ikut menentukan kompisisi dalam kabinet AGK-YASIN, tapi bisa jadi PDIP juga akan banyak memengaruhi kebijakan-kebijakan besar AGK-YASIN di Malut,” ucapnya.
Untuk itu, lanjut Helmi, dapat dipastikn pemrinthan AGK-YASIN sudah tidak akan bertaring lagi dan akan lebih banyak dikendalikan oleh pihak lain. Selain itu, kembalinya Muhammad Sinen sebagai ketua DPD PDIP Malut, membuat posisi Yasin juga menjadi tidak leluasa dan akan membatasi geraknya untuk menjadi gubernur di tahun 2024 nanti.
“Begitu juga dengan Mutiara, istri Yasin, yang tidak akan mudah untuk kembali bertarung bupati di Halteng,” ujar dosen Ilmu Komunikasi UMMU ini.
(red)