SOFIFI, OT - Demo mahasiswa mendesak Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba segara menaikan harga kopra di kantor gubernur Malut, Rabu (19/12/2018) berujung ricuh dengan Satpol PP.
Satu Mahasiswa atas nama Sahril Hi Abdullah terpaksa dilarikan ke Puskesmas Galala karena terluka dan tiga orang lainnya diamankan Polisi.
Ricuh ini berawal saat mahasiswa menerobos masuk ke kantor guna bertemu, tapi dihalau oleh anggota Satpol PP. Beberapa menit kemudian terjadi lemparan batu dari belakang yang dilakukan massa aksi.
Anggota Satpol PP Pemprov Malut terpaksa memukul mundur massa aksi hingga terjadi saling kejar dan saling baku pukul.
"Kami datang ingin menyampaikan tuntutan secara baik, tapi kami dikejar dan dipukul oleh anggota Satpol PP. Bahkan teman kami terjadi korban luka di pelipis sudah dilarikan ke Puskesmas," ungkap Koordinator Lapangan, Harun Salama saat dikonfirmasi, Rabu (19/12/2018) sore tadi.
Kata dia, tindakan kekerasan yang dilakukan oknum anggota Satpol PP, mastinya diusut tuntas oleh pihak yang berwajib, karena ini sudah di luar SOP Satpol PP. "Kami minta Polisi segera tindak oknum anggota Satpol yang melakukan kekerasan," tegasnya.
Ia menambahkan, massa aksi menutut janji Pemprov untuk menaikkan harga kopra, beberapa bulan terakhir ini. "Sekda dan Kadis Pangan pemprov Malut bernjaji harga kopra segera naik. Tapi fakta di lapangan belum direalisasikan," jelasnya.
"Pak gubernur masalah kopra adalah masalah rakyat Malut jadi segera dinaikan agar masyarakat bisa nikmati,"ujarnya.
Aksi berlangsung, hampir empat jam tidak satupun pejabat Pemprov yang menemui massa aksi, sehingga massa aksi membubarkan diri dan menuju ke kampus Universitas Bumi Hijra (Unibra) Sofifi.
Terpisah, Kapolsek Oba Utara, Iptu A. Madiong menyampaikan, tindakan anarkis dilakukan mahasiswa berawal dari adanya penyusupan oknum yang diduga sudah mengkomsumsi miras, sehingga massa aksi terpancing amara. Tapi tiga orang pemuda telah diamankan pihak, kepolisian dan dibawah langsung ke Polsek lalu dimintai keterangan.
"Menyampaikan pendapat boleh, tapi jangan mabuk supaya aksi dan tuntutan bisa tersampaikan dengan baik. Ketiga pemuda akan diminta keterangan, setelah itu akan dipulangkan," katanya.
Kata dia, selaku petugas kepolisian tentunya mengawal agar aksi berjalan aman dan damai. Bahkan petugas mengawal aksi langsung dari Polres Tidore Kepulauan, dibantu dengan anggota Polsek Oba Utara.
Sementara Sekda Malut Muabdin Hi Rajab saat dikonfirmasi, terkait aksi mahasiswa tidak direspon hingga berita ini dipublish.(red)