TERNATE, OT - Kepolisian Resort (Polres) Ternate, Sabtu (28/11/2020) melaksanakan simulasi pengamanan di Tempat Pengutan Suara (TPS) dalam pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ternate tanggal 9 Desember mendatang.
Kegiatan yang dihadiri, Kapolres, Wakapolres, komisioner KPU Kota Ternate serta sejumlah pejabat tnggi Polres Ternate dan petugas keamanan TPS itu, dilangsungkan di aula Gamalama Mapolres Ternate.
Sesuai tema kegiatan, "Pengamanan TPS Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dengan Menerapkan Protokol Kesehatan Guna Mengantispasi Penyebaran Covid-19" selain simulasi pengamanan, materi-materi protokol.kesehatan selama tahapan hitung pungut, juga disampaikan dalam sosialisasi tersebut.
Kapolres Ternate, AKBP Aditya Laksimada melalui Kasubag Humas Polres Ternate, Ipda Wahyuddin dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi indotimur.com menyebutkan, kegiatan ini sebagai salah satu upaya penekanan kepada petugas KPPS dan pengamanan di lapangan untuk terus mengingatkan warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Menurut Kapolres, gelaran Pilkada di tengah pandemi covid-19, maka.seluruh komponen baik penyelenggara, aparat keamanan maupun masyarakat, wajib menerapkan pola 3M plus 1T yaitu Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, Menggunakan masker, Menjaga jarak aman serta Tidak berkerumun.
"Kegiatan simulasi ini sebagai acuan pada hari H, pencoblosan tanggal 9 Desember 2020, sehingga Pilkada di Kota Ternate tetap aman, damai, sejuk, dan sehat," kata Kapolres.
Menurutnya, peragaan simulasi ini pandu oleh komisioner KPU kota Ternate, Kuad Suwarno dengan simulasi awal, pengecekan kelengkapan alat penunjang penerapan protokol kesehatan kepada petugas KPPS dan pengamanan, baik APD, sarung tangan maupun thermogun atau alat pengukur suhu tubuh.
Dalam simulasi tersebut, mula-mula pemilih mendatangi TPS langsung mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan.
Selanjutnya, pemilih akan diukur suhu tubuhnya dengan menggunakan thermogun.
Setelah tahapan tersebut, petugasTPS akan memeriksa form C6 atau undangan dan KTP pemilih untuk dicocokan dengan data pemilih.
Dalam proses ini, petugas akan membagikan sarung tangan beserta masker, jika pemilih tidak membawa masker.
Selanjutnya, pemilih akan dipanggil oleh petugas KPPS untuk menerima surat suara untuk mencoblos di bilik suara yang telah disediakan.
Setelah melakukan pencoblosan kertas surat suara kemudian dimasukan ke dalam kotak suara. Sebelum meninggalkan TPS, pemilih lenih dulu diberi tanda tinta yang disemprot ke tangan. Sementara sarung tangan pemilih dibuang ke tempat sampah yang telah disediakan.
Dalam tahapan ini, petugas juga telah menyiaplan bilik suara khusus jika ada pemilih dengan suhu tubuh di atas 37,5°° dengan pengawalan petugas medis. Setelah selesai melakukan pencoblosan, pemilih yang memiliki suhu di atas 37,5°° langsung dibawa ke rumah sakit untuk pencegahan covid-19.
Selain protokol kesehatan, simulasi ini juga dilakukan terhadap ancaman keamanan dalam tahapan pungut hitung.
Orang nomor satu di Polres Ternate juga menjelaskan, jika dalam tahap pungut hitung, ada salah satu saksi pasangan calon yang tidak puas dan memaksa menghitung ulang dengan mengancam apabila tidak dipenuhi akan mengerahkan massa, maka petugas keamanan segera menghubungi Kabag Ops.
"Dari situ Kabag Ops akan menurunkan tim negosiator dan tim Dalmas lengkap dengan dengan baju APD dan sarung tangan. Tim negosiator memberikan imbauan setelah salah satu perwakilan saksi yang tidak puas tadi bernegosiasi untuk mencari solusi yang terbaik setelah aspirasi diterima diminta agar massa meninggalkan TPS," pungkasnya. (ian)