TERNATE, OT- Akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Helmi Alhadar menilai, Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo – Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) Provinsi Maluku Utara (Malut) belum terlalu solid.
Menurut Helmi, mencuatnya konflik dalam internal PDIP Malut, bisa digambarkan kondisi TKD pasangan Jokowi-Ma'ruf secara keseluruhan di Malut kemungkinan besar belum terlalu solid. Buktinya, struktur dalam TKD yang sesuai Juknis harus didasarkan oleh partai kursi terbanyak pada hasil pemilu 2014.
Dimana komposisi awal dalam TKD Malut, yakni Hamid Usman dari Partai Golkar sebagai ketua TKD, Asrul Rasyid sebagai sekretaris dari PDIP, dan bendahara Asghar Saleh dari Partai Nasdem. Tapi struktur terbaru justru PDIP yang menjadi ketua yakni Al Yasin Ali, sementara sekretaris Hamid Usman dari Golkar, dan bendahara seorang pengusaha yaitu H. Nasrun. Abd. Djabir.
Sudah begitu, kata calon doktor Ilmu Komunikasi Unpad Bandung ini, gubernur sebagai dewan pengarah daerah dan Al Yasin Ali sebagai ketua TKD terkesan bergerak sendiri dengan lebih memikirkan partai pengusung mereka pada Pilgub lalu, serta ada isu hanya memikirkan memenangkan keluarga menjadi anggota dewan ketimbang melibatkan partai koalisi pengusung Jokowi-Ma'ruf dalam memenangkan Pilpres.
“Kalau masalah ini benar dan tidak segera dislesaikan, maka sangat mungkin perjuangan untuk kemenangan Jokowi bisa terganggu. Bahkan terancam kalah di Malut. Mestinya AGK dan Yasin lebih pro aktif untuk merangkul seluruh tim koalisi partai pengusung,” ujar Helmi.
Dikatakan, harusnya pro aktif dalam bekerja memenangkan Jokowi dengan memberikan peran yang seimbang kepada semua pihak di dalam TKD. Dan tidak boleh terkesan ada partai yang lebih mendominasi TKD atau lebih merasa memliki capres yang diusungnya, karena ini bisa merugikan semua pihak yang mengusung capres termasuk pasangan capres-cawapres tersebut.
“Sebagai pimpinan mestinya memiliki kemampuan komunikasi dalam membangun kerjasama tim untuk mencapai tujuan bersma. Sayang sekali kalau anggota TKD lain tidak banyak dilibatkan dalam pemenangan pilpres, padahal peran mereka pasti sangat besar dan penting, tutur Dosen Ilmu Komunikasi UMMU ini.(red)