Home / Berita / Politik

Sidang Ajudikasi Bawaslu Haltim Temukan Fakta Baru

04 Oktober 2018
Suasana sidang

MABA,OT- Sidang sengketa penyelesaian proses pemilu kembali dilanjutkan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawslu) Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara (Malut) di ruang sidang Kantor Bawslu Haltim, Rabu (03/10/2018).

Sidang Ajudikasi Sengketa Penyelesaian Proses Pemilu dengan Agenda pengesahan alat bukti dari saksi pemohon (PKS) serta pembacaan pokok permohon dan jawaban dari termohon.

Dalam sidang tersebut muncul fakta diantaranya dengan nama yang sama tetapi tanda tangan yang berbeda pada surat keterangan pengunduran diri Caleg PKS Muhammad Jen Sether. 

Seperti yang termuat dalam surat keterangan T.6 dan T.9 terlihat jelas ada perbedaan tanda tangan Sekretaris Kota Tual Provinsi Maluku Drs Muuti Matdoan. "Jadi ada perbedaan tanda tangan Sekda Kota Tual pada surat keterangan pengunduran diri," kata Ade Kamaluddin Anggota KPU Haltim pada saat Sidang Ajudikasi, Rabu (03/10/2018).

Meskipun termuat dalam fakta persidangan, namun Bawaslu tidak dapat menentukan bahwa tanda tangan itu palsu atau aslinya tanda tangan. "Kita tidak memilki ranah itu, fakta ini kita jadikan alat bukti saja," kata Suratman Kadir, Ketua Bawaslu Haltim.

Lanjut dia, untuk itu sidang dilanjutkan Kamis (04/10/2018) dengan agenda sidang penyampaian kesimpulan dari Pemohon dan Termohon.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terungkap perbedaan NIP 

Perbedaan Tanda Tangan Sekda Drs Muuti Matdoan

 

 

 

 

Mahasiswa Palu Asal Haltim Minta Dipulangkan

 

MABA,OT- Puluhan Mahasiswa Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) Provinsi Maluku Utara (Malut) yang melanjutkan studi (Kuliah) di Kota Palu Sulawesi Tengah (Sulteng) minta untuk dipulangkan ke Haltim.

 

Pasalnya, paska musibah bencana alam Gempa Bumi dan Tsunami yang melanda Palu dan Donggala Mahasiswa Haltim yang berada di Palu merasa kesulitan untik mendapatkan perhatian.

 

Salah satu mahasiswa asal Haltim, Mukhlis Yaser Gadeang mengemukakan, pada saat gempa seluruhnya berlari mengamankan diri ditempat yang aman. "Alhamdulillah kita semua selamat dan saat ini berada tenda dipengungsian," ungkap Mukhlis saat dihubungi Indotimur.com, Rabu (03/10/2018).

 

Dikatakan, meskipun sudah berada ditenda pengungsian namun mereka berharap perhatian dari Pemerintah Haltim untuk dapat memberikan bantuan. "Kami sangat butuh, makan, minum. Apalagi air itu bagi kami sangat penting," katanya.

 

Diakunya, sampai sejauh ini paska bencana mereka yang berada di Palu Barat belum mendapatkan perhatian bantuan dari BNPB RI maupun relawan. "Makanya kami sangat butuh bantuan dari pemda haltim," akunya.

 

Lanjut dia, mahasiswa Haltim yang berada di Kota Palu juga berharap agar segera dipulangkan ke Haltim. "Jujur saja kami ingin pulang, karena trauma dengan kondisi disini, hampir setiap saat diguncang Gempa. Kami harap Pemda Haltim dapat memulangkan kami. Itu pesan dari teman teman yang ada di Palu," ujar Mukhlis. (dx)(dx)


Reporter: Rudi Mochtar

BERITA TERKAIT