Home / Berita / Politik

Pemerataan dan Kompetensi Guru jadi Program Wajib Pasangan Tulus

26 November 2020

TERNATE, OT - Tanggal 25 November, merupakan hari besar bagi guru Indonesia, atau disebut sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Penetapan HGN oleh pemerintah, sebagai bentuk penghargaan terhadap tenaga pendidik, yang telah berkontribusi besar terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Tidak sampai disitu, bentuk penghargaan pemerintah itu juga, diberikan hak-hak yang layak terhadap mereka. Mulai dari gaji berkala sampai dengan sertifikasi.

Selain itu juga ada tunjangan terhadap guru yang bertugas di daerah perbatasan atau daerah terpencil. Semua bentuk kesejahteraan itu dimaksudkan, agar pendidikan dapat berkualitas. Tidak hanya di wilayah kota, tapi juga sampai ke desa. Namun kenyataannya, problem kualitas guru sampai saat ini belum juga terpecahkan. 

Melihat kondisi ini, pasangan calon (paslon) Wali Kota nomor urut 2, M Tauhid Soleman dan Wakil Wali Kota Jasri Usman berpendapat, banyak masalah yang mempengaruhi terhadap kualitas pendidikan, khususnya di Kota Ternate.

Selain sarana dan prasarana yang belum merata, pendistribusian atau pemerataan guru yang belum berjalan secara baik. Dimana sebagaiana sekolah ada guru yang kekurangan dan teroaksa diisi guru honor, sementara ditempat lain ada guru yang menumpuk, terutama di wilayah kota.

Pemerataan guru, dapat berjalan baik atau tidak, bergantung seberapa besar komitmen dan ketegasan kepala daerah.

"Sebab soal pemerataan ini menjadi tanggungjawab pemerintah daerah. Karena itu butuh komitmen yang kuat, sehingga jangan ada guru yang menumpuk di Ternate sementara Batang Dua, Hiri dan Moti kekurangan. Seberapa kuatnya sistem yang dibuat, namun komitmen kepala daerah tidak kuat, pemerataan guru hanya akan menjadi cerita masalah yang tidak bisa terpecahkan," kata Tauhid.

Selain pemerataan, lanjut Tauhid, Kualitas guru juga tidak kalah penting menjadi perhatian serius pemerintah.

Guru saat ini, tidak hanya dituntut kemampuan menguasai ilmu bidangnya, namun juga harus punya kemampuan menguasai teknologi sebagai tuntutan zaman.

Kata dia, banyak guru kewalahan ketika pemberlakuan belajar online, selama masa pandemi covid 19 berlangsung. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius.

"Dimana digitalisasi adalah bentuk upaya menjemput pembangunan yang kian hari kian berkembang, karena anak-anak/siswa atau para kaum muda mileneal sudah memakai terobosan digitalisasi yang begitu kuat, sehingga harusnya lembaga pendidikan pun demikian, agar new era 4.0 yang kini di kampanyekan, haruslah dipahami oleh guru dan lembaga pendidikan lainnya," papar Tauhid.

Di sisi lain, lanjut dia, yang harus dikuatkan juga dengan memberikan sentuhan pembelajaran bukan hanya pada mata pelajaran, tetapi pendidikan karakter terhadap siswa.

"Guru adalah panutan. Karena itu dituntut berkualitas. Tidak hanya pada transfer pengetahuan, tapi juga punya kemampuan membentuk karakter siswa. jika jika kami terpilih sebagai Wali kota dan wakil wali kota, kebijakan yang pro terhadap mutu pendidikan menjadi wajib dilaksanakan," ungkapnya.

Selain itu, masalah yang tidak kalah penting adalah dukungan anggaran terhadap penyelenggaraan pendidikan. Dimana dalam ketentuan, porsi pendidikan 20 persen dari APBD daerah harus benar-benar dijalankan.

"Sebaik apapun program yang dibuat untuk meningkatkan kualitas, tanpa ada dukungan dana yang cukup, tidak akan mungkin berjalan baik. Sebab dukungan anggaran pemerintah ikut mendorong kesejahtraan guru," tambahnya.

“Saya dan pak Jasri dan seluruh pendukung dan simpatusan menyampaikan selamat hari Guru. jangan sesekali melupakan jasa mereka, karena dari merekalah, mata peradaban nampak jelas untuk menggapai cita-cita," tutupnya.  (ier)


Reporter: Irfansyah

BERITA TERKAIT