TERNATE, OT - Calon gubernur Maluku Utara nomor urut 2, H Burhan Abdurahman, mengajak seluruh rakyat Maluku Utara (Malut) untuk menolak praktek money politic atau politik uang, jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Maluku Utara, bulan Juni mendatang.
Dihadapan masyarakat kecamatan Pulau Ternate, calon gubernur yang akrab disapa Haji Bur, mengatakan, praktek politik uang biasanya dimainkan oleh oknum tim sukses dari kandidat tertentu dengan maksud meraih suara jelang pencoblosan.
"Praktek politik uang adalah praktek kotor dalam proses demokrasi, masyarakat harus berkomitmen untuk menolak segala bentuk politik uang jelang pencoblosan," ujar Haji Bur dihadapan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat serta warga yang menghadiri acara silaturrahmi yang dipusatkan di pantai Bobane Ici, Dorpedu, akhir pekan kemarin.
Menurutnya, praktek politik uang, menunjukan itikad kurang baik dari tim sukses kandidat tertentu dalam meraih suara, sehingga cara-cara tidak sportif dan melanggar ketentuan akan dilakukan.
"Kalau mereka (tim sukses-red), minta KTP dan kasih uang, itu artinya masyarakat dibodohi dan kelak maayarakat juga dirugikan, sebab begitu momentum ini selesai dan mereka terpilih, mereka bisa aja seenaknya. Karena suara masyarakat telah mereka beli," ujar Haji Bur.
Wali kota Ternate dua periode itu menambahkan, praktek politik uang memiliki dampak negatif terhadap pendidikan politik di masyarakat. Sebab hasrat atau keinginan untuk memiliki kekuasaan dapat dibeli dengan uang. "Saya yakin, masyarakat telah memahami, telah mengetahui dampak buruk dari politik uang," ujarnya.
Meski begitu, Haji Bur optimis, rakyat Maluku Utara sudah memahami dampak buruk dari politik uang, sebab hak politik rakyat Maluku Utara tidak dapat dibayar dengan uang, "saya yakin, masyarakat Maluku Utara khususnya di kota Ternate, sudah tahu itu. Masyarakat kita tidak lagi mudah dibodohi hanya dengan uang," tutupnya.(thy)