SEKADAU, OT - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalimantan Barat (Kalbar) melakukan pemetaan terhadap indikator kerawanan pemilu (IKP). Pemetaan tersebut dilakukan diseluruh Indonesia, termasuk Kalimantan Barat.
Faisal Riza, Anggota Bawaslu Kalbar menuturkan, hal itu merupakan alat untuk mendeteksi kerawanan untuk pemilu 2019 mendatang. Kerawanan pemilu tersebut juga dilihat dari Pilkada lalu.
"Indeks disusun untuk menjadi alat deteksi dini buat Bawaslu dan berbagai pihak berkepentingan terhadap indeks ini untuk memastikan berbagai upaya-upaya apa yang disusun dari temuan-temuan potensi kerawanan pemilu," ujarnya, kemarin.
Sehingga, kata dia, pada 2019 nanti Bawaslu dan seluruh stakeholder yang menggunakan indeks tersebut memiliki strategi untuk menekan kerawanan yang telah dipetakan. Saat ini, Bawaslu masih dalam tahap proses pengumpulan data dan penyusunan dari hasil temuan.
Pihaknya berharap, dengan adanya peta kerawanan itu semua stakeholder terutama pihak penyelenggara pemilu, KPU dan Bawaslu, pihak keamanan dan pemerintah daerah memiliki strategi bersama menekan kerawanan. Sebab, bukan tidak mungkin potensi kerawanan itu bisa terjadi berdasarkan indikator-indikator yang ada.
Faisal menjelaskan indikator kerawanan pemilu, yaitu faktor non pemilu, kontestasi, partisipasi pemilih dan penyelenggaraan pemilu. Faktor non pemilu tersebut, Bawaslu memetakan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kerawanan pemilu.
"Kemudian kontestasi antara peserta pemilu, kita protes, termasuk soal partisipasi pemilihan. Sejauh mana partisipasi pemilu dan sejauh mana hak pilihnya dijaga," jelasnya.
"Penyelenggara, profesional dan integritas penyelenggara pemilu. Karena ini sejarah penyelenggaraan pemilu serentak Pileg dan Pilpres, kita dalam tahap menuju sejarah baru di Indonesia," pungkasnya. (red)