JAKARTA, OT– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi menyatakan dukungannya terhadap program Financial Health (Kesejahteraan Keuangan), sebuah inisiatif global yang didorong oleh Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kesehatan Finansial (UNSGSA), Ratu Maxima dari Kerajaan Belanda.
Program ini menandai evolusi penting dari program inklusi keuangan yang telah berjalan, dan dinilai sangat tepat untuk kebutuhan Indonesia.
Inklusi Keuangan Hanyalah Alat, Bukan Tujuan Akhir
Dalam acara National Financial Health Event yang digelar OJK di Jakarta, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan kesiapan pihaknya untuk bekerja sama dengan UNSGSA dan melibatkan berbagai pihak.
"Kami siap bekerja sama dengan UNSGSA untuk bersama-sama masuk ke program kesehatan atau kesejahteraan keuangan bagi seluruh masyarakat," kata Mahendra, yang menyebut pendekatan ini sangat sejalan dengan prioritas pembangunan nasional Indonesia.
Sementara itu, Ratu Maxima, yang hadir dalam kapasitasnya sebagai UNSGSA, menekankan bahwa inklusi keuangan seperti memiliki rekening bank hanyalah alat, bukan tujuan akhir.
"Karena setelah semua orang memiliki akses, kini kita harus membantu mereka menggunakan akses itu untuk memperbaiki hidup mereka, seperti membantu mengatur keuangan sehari-hari, mengelola pendapatan dan pengeluaran, membantu menyusun anggaran, mendapatkan kredit yang tepat, ataupun menyiapkan biaya pendidikan," jelas Ratu Maxima.
Menurutnya, konsep financial health juga mendorong keluarga untuk memiliki ketahanan keuangan dalam menghadapi guncangan, misalnya melalui asuransi dan penyiapan dana darurat.
Bukan Sekadar CSR, Tapi Model Bisnis Jangka Panjang
Ratu Maxima menegaskan bahwa kesehatan keuangan memiliki manfaat besar, tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga bagi sektor keuangan itu sendiri.
"Ini bukan hanya isu makroekonomi, tetapi juga relevan bagi bank dan fintech. Ini bukan CSR atau kegiatan sosial semata. Ini kebutuhan penting. Dalam jangka panjang, mereka akan mendapatkan keuntungan lebih besar jika para nasabahnya sehat secara finansial," tegasnya.
Untuk mengembangkan financial health, Ratu Maxima menggarisbawahi tiga kunci utama:
- Perubahan Cara Pandang: Literasi keuangan harus mengarah pada financial health, memastikan produk keuangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- Inovasi dan Perlindungan Konsumen: Mengembangkan produk yang tidak membahayakan konsumen untuk meningkatkan perlindungan.
- Model Bisnis Jangka Panjang: Membangun pemahaman bersama di antara pelaku usaha jasa keuangan bahwa financial health adalah bagian integral dari model bisnis, bukan sekadar kegiatan sosial.
Kerugian Scam Capai Rp8 Triliun, Pemerintah Seriusi Penguatan
Dukungan kuat juga datang dari Pemerintah. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa penurunan kesehatan keuangan bisa berdampak pada stabilitas sektor keuangan dan mengancam target pembangunan nasional menuju tahun 2045.
Dalam rangkaian kunjungan Ratu Maxima, juga digelar diskusi mengenai fraud (kecurangan) dan scam (penipuan). Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan bahwa kerugian yang dilaporkan ke Indonesia Anti-Scam Center (IASC) dalam satu tahun operasional mencapai hampir Rp8 triliun.
Untuk memerangi kejahatan ini, OJK dan IASC sedang mengembangkan sistem informasi terpadu untuk menanggulangi penipuan dan kecurangan di Indonesia.
(ier)







