TERNATE, OT - Ombudsaman RI Perwakilan Maluku Utara (Malut) meminta Depot PT. Pertamina Jambula Ternate, agar mengawasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Ternate.

Kepala kantor Ombudsman RI perwakilan Malut, Sofyan Ali kepada indotimur.com, Selasa (14/7020) mengaku, pelayanan di SPBU hingga saat ini masih marak terjadi pelanggaran, yakni mendahulukan atau memprioritaskan pembeli jerigen dibandingkan pembeli yang menggunakan kendaraan pribadi maupun umum.

Menurut Sofyan, ini suatu hal yang sangat disayangkan karena SPBU dibuat untuk melayani kendaraan roda dua maupun empat.

"kita ketahui bersama bahwa pembeli menggunakan jerigen itu untuk dijual kembali, apalagi warga yang menggunakan jerigen itu membeli BBM yang bersubsidi seperti premium. Seharusnya tidak diperjual belikan," jelas Sofyan.

Menurutnya, jika perilaku seperti ini dilakukan oleh SPBU maka sangat disayangkan. Untuk itu, Ombudsman RI meminta kepada Pertamina agar melakukan pengawasan terhadap proses penjualan BBM di SPBU di kota Ternate, agar supaya SPBU betul-betul menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan.

"Kalau ada perilaku menyimpang yang dilakukan oleh petugas SPBU, maka pihak Pertamina harus memberikan sanksi tegas, apakah itu mengurangi pasokan BBM bersubsidi atau seperti apa, karena kalau dibiarkan terjadi terus-menerus maka masyarakat yang dapat dampaknya," kata Sofyan.

Jika perilaku SPBU seperti ini, lanjut Sofyan, sangat merugikan masyarakat karena BBM bersubsidi yang seharusnya dijual di SPBU Rp 6.000 atau Rp 7.000 lebih ternyata dijual di luar hingga Rp 10 ribu.

"Tindakan tersebut sangat disayangkan, sehingga butuh perhatian dari Pertamina, begitu juga dengan Pemerintah kota," ujarnya.

Sofyan berharap, Pertamina agar meningkatkan pengawasan pelayanan di SPBU, dan jika petugas yang melanggar maka Pertamina harus memberikan sanksi kepada petugas tersebut.(awie)