Home / Nusantara

Diamankan Petugas Polair, Ikan Milik Nelayan Dicuri Warga

02 September 2017
TOBELO, OT � Sejumlah nelayan di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara (Halut), mengeluhkan tindakan aparat Kepolisian Perairan (Polair) Halut beserta warga Desa Salube Kecanatan Loloda Kepulauan (Lokep) yang melakukan interogasi terhadap 19 nelayan asal Halut. Akibat interogasi personil Polair dan perangkat Desa Salube, para nelayan asal Desa Gura, kehilangan 8 coolbox ikan, sebuah telepon genggam serta bahan makanan para nelayan di Pulau Doi Kecamatan, Loloda Kepulauan. Informasi yang dihimpun indotimur.com, Sabtu (2/9/2017) menyebutkan, awalnya, 4 unit perahu penangkap ikan (pamboat) beserta 19 orang nelayan diamankan pihak aparat Kepolisian (Polair) di sekitar wilayah Pulau Doi Kecamatan Loloda Kepulauan (Lokep), Kabupaten Halut. Berdasarkan pengakuan para nelayan, pada Sabtu (2/92017) sekitar pukul 00:15 WIT dini hari, sejumlah petugas Polair bersama masyarakat mengamankan para nelayan asal Desa Gura, Kecamatan Tobelo yang sedang menyelam ikan di wilayah Pulau Doi, Kecamatan Loloda Kepulauan. Tanpa alasan yang jelas, 4 pamboat beserta 19 nelayan kemudian digiring ke tambatan perahu di Desa Salube Kecamatan Lokep. Di lokasi tambatan perahu Desa Salube, 19 nelayan dijemput Kepala Desa beserta sejumlah warga dan langsung diberikan pengarahan oleh Kepala Desa. Dalam pengarahan tersebut, Kepala Desa mengaku, para nelayan diamankan, karena keluhan masyarakat Desa Salube soal hasil tangkapan nelayan yang mulai berkurang bahkan nihil. Hal ini, diduga karena aktifitas penyelam yang selalu melakukan eksploitasi di wilayah Lokep. Yunus, salah satu nelayan warga Gura yang ikut disergap, kepada indotimur.com, membenarkan alasan penangkapan tersebut. Menurut Yunus, ketika digiring ke tambatan perahu di Desa Salube, alasan yang disampaikan Kepala Desa, masyarakatnya saat melaut tidak pernah mendapat hasil lagi, karena ulah dari penyelam yang selalu beraktivitas di Salube dan sekitarnya. "Dalam penyergapan yang dilakukan anggota Polair itu, kepada saya dan teman-teman yang lain tidak menanyakan surat-surat kami atau kartu identitas, tapi kami langsung digiring ke Salube," kisah Yunus. Yunus menduga, saat mendengar pengarahan dari Kepala Desa, pamboat mereka dipreteli oleh orang tidak dikenal, sebab dia mengaku, melihat banyak warga yang menaiki kapal-kapal mereka saat itu. Tercatat sedikitnya 8 coolbox ikan, satu unit handphone serta bahan makanan para nelayan, raib diambil orang yang tidak dikenal. Terpisah, Kapolres Halut, AKBP Irvan Indarta mengaku, belum memperoleh informasi soal kejadian tersebut. Namun, dirinya tidak menapik soal sejumlah personil yang telah ditugaskan ke Kecamatan Loloda Kepulauan, dengan tujuan untuk melakukan pengawasan di wilayah pulau terluar. "Memang anggota saya sudah ditempatkan di Lokep, untuk mengantisipasi wilayah terluar, itu tidak hanya masalah radikal, tapi menangani semua hal ilegal," jelas Kapolres saat ditemui di kediamannya. Kapolres belum bisa memastikan fakta kejadian di lapangan, untuk itu dirinya akan mengkroscek kepada Kapolsek setempat, Kasat Polair dan personil yang ada di Lokep. "Apakah masyarakat yang mengadu itu, murni menggunakan cara-cara tradisional, kita melihat fakta di lapangan dulu. Saya juga tidak menyalahkan masyarakat dan anggota saya. Tapi kalau anggota yang menyalahi, kita akan tindak lanjuti sesuai mekanisme internal Kepolisian," pungkas Kapolres. (ds)<(red)


Reporter: Redaksi

BERITA TERKAIT