TOBELO, OT- Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur (BKDPSDA) Kabupaten Halmahera Utara (Halut), memberikan klarifikasi atas tudingan hasil pengumuman Tenaga Kontrak Daerah (TKD) Guru dan Kesehatan, yang menuai kecaman dari berbagai pihak baik langsung maupun melalui media sosial (medsos). Kepada imdotimur.com, Selasa (29/8/2017), Sekretaris BKDPSDA Pemkab Halut, Oni Hendrik menyatakan, pihaknya akan menganulir peserta yang terbukti melakukan pemalsuan Surat Tanda Registrasi (STR) dan telah dinyatakan lulus pada seleksi yang dilakukan beberapa waktu lalu. "Kalau ketahuan pasti dianulir," ujar Oni Hendrik saat dikonfirmasi indotimur.com, Selasa (29/8/2017) malam. Terkait tudingan soal nilai kelulusan yang rendah namun tetap dinyatakan lulus, Oni mengaku, kebijakan tersebut terpaksa diambil sebab kuota untuk tenaga kesehatan belum mencukupi, sehingga diluluskan. �Kalau kesehatan, karena kuota belum cukup maka diloloskan," terangnya. Oni menambahkan, ada beberapa kekeliruan yang terjadi dalam hasil pengumuman yang ditempelkan pantia di kantor Bupati, kemarin. Salah satu contohnya, TKD guru, dimana peserta yang berinisial DD yang memiliki nilai 43 dinyatakan tidak lulus, sementara ppeserta inisial DB memperoleh nilai 41 dinyatakan lulus. "Iya yang jelas, kalau lebih dari 41 pasti lulus cuman tidak sempat ditandai. Untuk itu akan diralat dan dinyatakan lulus," ujar Oni, saat memberikan keterangan. Seperti diberitakan sebelumnya, pengumuman hasil seleksi TDK kesehatan dan guru yang diumumkan Pemkab Halut kemarin, menuai protes baik dari peserta maupun aktifis di Halut. Protes tersebut, disampaikan melalui medsos maupun disampaikan langsung. Sejumlah netizen melalui akun Facebook menuding, dalam pengumuman hasil TKD kesehatan, terdapat oknum peserta seleksi yang memalsukan STR. Selain itu, sejumlah peserta juga mempertanyakan soal pengumuman hasil seleksi berdasarkan nilai tertinggi, namun dari hasil yang diumumkan, ada peserta dengan nilai terendah, namun dinyatakan lulus oleh panitia. (ds)<(red)