SULA, OT - Ratusan warga Sula dan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa, menuntut gugus tugas (gustu) percepatan penanganan covid-19 Kepulauan Sula membuka data semua pasien terkonfirmasi positif dan tranparansi anggaran penanganan.
Dengan menggunakan 1 unit mobil pickup dilengkapi sound sistem, ratusan massa aksi melakukan long march dari kawasan pasar Basanohi Desa Fogi sampai di lokasi karantina pasien di SMP Negeri 1 Sanana Desa Mangon Kecamatan Sanana.
Dalam orasinya, pendemo menuding Bupati Sula, Hendrata Thes selaku ketua gustu covid-19 Kepulauan Sula telah berbohong kepada masyarakat soal anggaran.
Mereka menilai, anggaran yang dialokasikan untuk penanganan wabah coronavirus sebesar, Rp 41 miliar itu, tidak dipublikasikan secara terperinci kepada masyarakat Kepulauan Sula.
"Kami menduga Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula dalam hal ini Bupati Hendrata Thes sudah membohongi masyarakat Sula, kenapa demikian, karena selama ini kami tidak tau seberapa besar penggunaan dana Covid-19 di Sula," koar salah satu orator.
Sedangkan orator lainnya, Sudirman Umawaitina, meminta tim gugus untuk segera hadir dan menjelaskan prosedur penanganan pasien positif Covid-19 dan memindahkan tempat karantina, "jangan di sekolah SMP Negeri 1 Sanana," teriak Sudirman.
"Tim Gustu Covid-19 Sula tolong keluar menemui kami dan tolong jelaskan semua terkait penanganan pasien positif dan segera pindahkan tempat Karantina karena ini bangunan pendidikan," sambungnya.
Menanggapi tuntutan warga, tim gustu covid-19 yang diwaliki Kalak, Hendra Umabaihi (Kalak) bersama jajaran menemui massa aksi dan meminta bersama-sama ke posko gugus tugas untuk melakukan hearing terbuka.
"Bukan kami tidak mau menemui teman-teman sekalian, tetapi alangkah baiknya kita bersama ke posko untuk pertemuan supaya penjelasan kami tidak menyalahi protokol kesehatan," ajak Hendra.
Hingga berita ini dipublish, massa aksi bersama tim gustu masih melakukan pertemuan di posko gustu covid-19 Kepulauan Sula. (red)