SULA, OT- Warga Desa Pohea Kecamatan Sanan Utara, kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara (Malut), bentrok dengan aparat keamanan dan petugas Sabtu (9/5/2020) sekitar pukul 22.00 Wit malam tadi.
Bentrokan tersebut berawal karena secara diam-diam petugas datang menyiapkan aula kantor bupati sebagai tempat isolasi pasien positif corona, sehingga warga dengan spontan langsung keluar rmah dan menghadang beberapa mobil petugas dan truk Polres Kepulauan Sula.
Bukan hanya menghadang, warga juga melempari mobil dan truk aparat hingga berbalik arah. Suasana tersebut berlangsung kurang lebih dua jam hingga beberapa tokoh agama dan pemuda meredam warga dan petugas ditarik mundur.
Kepala Desa Pohea Rudi Duwila kepada indotimur.com melalui telepon membenarkan, bahwa warga Pohea menolak penggunaan aula kantor bupati sebagai tempat isolasi empat pasien psoitif Corona Virus (Covid-19).
“Alasan warga tolak aula kantor bupati sebagai tempat isolasi pasien positif karena berada di pemukiman warga, dan sebagian ibu-ibu di desa Pohea bekerja cleaning service di kantor bupati, jadi otomatis jika mereka isiolasi di aula maka setiap hari mereka bersihkan tempat tersebut. Jadi secara spontan mereka menolak,” ujar Kades.
Kades mengaku, sejak awal warga sudah mendapat informasi bahwa aula kantor bupati dan Puskesmas Pohea akan digunakan sebagai tempat isolasi, sehingga warga sudah sampaikan ke Kepala Puskesmas dan kepala Puskesmas sudah sampaikan ke Gugus Tugas Kabupaten.
“Sampai sekarang Gustu kabupaten belum melakukan sosialisasi ke warga bahwa aula kantor bupati digunakan sebagai tempat isolasi pasien,” ujarnya.
“Makanya malam keika warga melihat petugas membawa tempat tidur dan kebutuhan lain, secara spontan mereka buat perlawanan hingga terjadi kekacauan kurang lebih 2 jam.
“Sementara ini Babinsa dan warga masih ada di jalan, sementara aparat sudah balik,” ungkapnya.(glenipi)