TERNATE, OT - Sejumlah warga di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, mengeluhkan tingginya tagihan listrik PLN bagi pelanggan untuk bulan Juni.
Warga Kelurahan Salero, Gibran Rabbani, mengatakan, lisrik di rumahnya menggunakan pasca bayar berdaya 900 VA yang tidak mendapat subsidi pandemi covid-19 karena bersatus RM1/900 VA.
Dia mengaku, biasanya, tagihan listrik di rumah yang terletak di RT.01/RW.01 Salero itu, tidak lebih dari Rp, 800 ribu, namun pada tagihan bulan Juni, dia harus membayar hingga Rp, 1,2 juta.
"Biasanya itu paling tinggi, Rp, 800 ribu, tetapi tagihan bulan Juni naik menjadi 1 juta 200 ribu lebih," kata Gibran kepada indotimur.com, Sabtu (6/6/2020).
"Kami tidak mendapat subsidi oleh pemerintah karena listrik kami masuk kategori RM1, tetapi pada bulan ini, ada kenaikan yang sangat besar, kami berharap ada kebijakan pemerintah untuk kami," ungkap Gibran seraya menunjukan bukti pembayaran listrik dua bulan sebelumnya dan tagihan listrik bulan Juni.
Dalam slip penagihan bulan April, tertulis besaran biaya yang harus dibayar sebesar Rp, 685,361,- sementara tagihan bulan Mei sebesar Rp, 798,759,- sedangkan slip tagihan bulan Juni sebesar Rp, 1.244.838,-
Keluhan tingginya tagihan listrik bulan Juni, juga disampaikan warga lingkungan Jerbus, Kelurahan Tanah Tinggi Barat, Montolivo.
Kata dia, kenaikan tarif listrik bulan Juni naik dua kali lipat dari bulan lalu.
Montolivo juga mengaku tidak mengetahui penyebab kenaikan tarif listrik pada bulan ini, "saya kira hanya di rumah saya, tetapi hampir semua warga Ternate mengeluhkan kenaikan tarif listrik bulan ini," katanya.
Dia berharap, pihak PLN memberikan alasan rasional terkait kenaikan tarif listrik untuk bulan ini, sebab rata-rata yang mengalami kenaikan ini, tidak mendapat subsidi pemerintah di masa pandemi covid-19.
Sementara itu, seorang petugas loket pembayaran di Kecamatan Ternate Tengah mengaku, kerap mendapat komplain dari pelanggan saat hendak membayar tagihan listrik.
"Iya, sudah banyak yang komplain, mereka kaget ketika kami menyebut jumlah tagihan," aku petugas loket pembayaran yang enggan namanya dipublish.
Dia mengaku, kerap dimarahi pelanggan, padahal tugasnya hanya menerima pembayaran, "padahal bukan kami yang menentukan tarif listrik, tetapi tidak jarang, bahkan akhir-akhir ini, kami sering dimarahi pelanggan," ucapnya. (thy)