Home / Berita / Nasional

Seminggu Lebih, Ratusan Spesmien yang Dikirim ke BTKL-PP Manado Tak Kunjunng Datang

18 Juni 2020
Jubir Covid-19 Malut dr. Alwia Assagaf (tengah) dan Koordinator Humas Covid-19 Malut Muliadi Tutupoho (kanan)

TERNATE, OT- Sebanyak ratusan spesimen yang telah dikirim oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Utara (Malut) ke BTKL-PP Manado sejak 6 Juni 2020 lalu, hingga saat ini hasilnya belum diterima oleh tim dokter RSUD Chasan Boesoirie Ternate. 

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Malut, dr. Alwia Assagaf dalam konferensi pers, Kamis (18/6/2020) sore tadi mengaku, salah satu masalah saat ini adalah menunggu hasil swab yang cukup padahal telah dilakukan swab pada pasien.

“Pengiriman specimen ke BTKL-PP Manado dimulai pada tanggal 6, 7 dan 10 Juni tapi sampai ini belum ada hasil,” kata Alwia.

Alwia mengaku, pengiriman spesimen ke BTKL-PP Manado  berasal dari Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Halmahera Tengah (Halteng), Halmahera Utara (Halut), Kota Tidore dan Kota Ternate.

“Jadi kita juga belum bisa berbuat banyak ketika spesimen sudah dikirim ke BTKL Manado, sehingga kita tetap menunggu haisl pemeriksaannya. Bahkan kami juga terus berkoordinasi dengan mereka,” ujarnya.

Lanjut Awia, berdasarkan informasi yang didapat BBLK Makassar pemeriksaan spesimennya sudah mulai berkurang, karena sudah banyak yang dialihkan ke daerah lain, salah satunya adalah Mando, sehingga BTKL-PP Manado yang penuh antrian pemeriksaan spesimen. 

Untuk itu, sementara ini pihaknya mulai mengirim ke BBLK Makassar karena sesuai informasi pemeriksaan spesimen di BBLK Makassar mulai berkurang. “Ppada tanggal 15 Juni lalu kita kirim spesimen ke BBLK Makassar dan haislnya sudah ada tadi,” ujarnya.

Alwia menambahkan, saat ini ada juga antrian pasien untuk dilakukan swab tes dengan jumlah yang cukup banyak, karena begitu di rapid test dan hasilnya reaktif maka masuk dalam daftar tunggu swab.

“Kita tahu bahwa di kabupaten/kota di Malut sangat banyak hasil rapid test reaktif, tapi menunggu untuk dilakukan swab, sehingg dokter penanggung jawab akan mengatur waktu, namun prioritas pada pasien follow up,” pungkasnya.(glenipi)


Reporter: Zulkifli A. Yusuf

BERITA TERKAIT