Home / Berita / Nasional

Penumpang Batik Air Sesalkan Kerja Tim Gugus Tugas di Bandara Sultan Babullah Ternate

11 April 2020
Salah satu penumpang terlihat bingung ketika melewati tempat penyemprotan tubuh, (Foto Nawir)

TERNATE, OT - Para penumpang pesawat Batik Air dan pengunjung Bandara Sultan Babullah Ternate, sesalkan kinerja tim gugus tugas Corona Virus (Covid-19) di bandara tersebut.

Pantauan indotimur.com siang tadi sekitar pukul 12.36 Wit di terminal Bandara Sultan Babullah Ternate, sejumlah penumpang Batik Air saat keluar dari terminal terlihat kebingungan, karena tidak ada petugas gugus tugas yang ditempatkan di luar terminal untuk arahakan penumpang ke bilik disinfektan yang telah disediakan.

Sebab, bilik disinfektan yang di tempatkan di terminal bandara Sultan Babullah jauh dari pintu keluar terminal kedatangan, sehingga sebagian penumpang yang mengetahui protokol penanganan covid-19 di Bandara mereka kesulitan mencari bilik tersebut, sementara penumpang yang tidak tahu mereka langsung berjalan menuju ke mobil.

Bahkan sebagian penumpang disaat keluar dari terminal, diteriaki oleh para pengunjung dan sopir taxi bandara karena mereka tidak ke bilik disinfektan. Anehnya lagi, ketika penumpang sudah ke bilik disinfektan tidak ada petugas yang mengoperasikan bilik tersebut.

Jali, salah satu penumpang kepada indotimur.com mengatakan, dirinya dari Kota Makassar siang ini, setibanya di bandara  Sultan Babullah merasa bingung karena tidak ada pengawasan dari tim gugus tugas Covid-19 di luar terminal.

"Saya bingung pada saat keluar dari terminal karena tidak ada petugas yang mengarahkan kita untuk didisinfektan seperti biasanya, padahal petugasnya banyak tapi mereka berkumpul di dalam terminal dan tidak ada satupun di luar,” ujarnya Sabtu (11/4/2020).

Padahal kata dia, di luar terminal harus dilakukan penyemprotan disinfektan sesuai protokol jika penumpang dari zona merah corona, meskipun sudah dicek suhu tubuh pada saat di dalam terminal tapi seharusnya di dalam dan diluar harus ada pengawasan dari petugas, namun faktanya tidak ada petugas satupun yang terlihat.

Dia mengaku, pada saat keluar dari terminal, pengunjung dan petugas kebersihan serta sopir taxi, berteriak hingga dirinya kaget dan takut. “Saya keget dan takut karena berpikir saya sudah membuat masalah, padahal maksud mereka baik, yakni menyuruh ke bilik disinfektan,” ujarnya.

Harusnya, lanjut dia, ada petugas yang mengarahkan penumpang untuk masuk ke bilik disinfektan karena penempatan bilik tersebut juga jauh dan tidak dilihat jika penumpang keluar dari terminal kedatangan.

Bukan hanya itu, kata dia, ketika berada di bilik disinfektan tidak ada penyemprotan karena mesin bilik tersebut tidak dihidupkan oleh petugas dan dibiarkan begitu saja.

“Ini yang saya bingung, kenapa kerja petugas seperti ini bahkan yang menghidupkan bilik tersebut bukan petugas, tapi pengunjung dan sopir taxi," sesalnya.

Dia berharap, semoga petugas atau pemerintah setempat lebih tegas atau tertib lagi terkait dengan hal seperti ini karena ini masalah besar, kalau para penumpang dari zona merah harusnya tim lebih siap melaksankan protokol covid.

“Dampaknya bukan hanya satu orang tapi banyak orang, baik keluarga di rumah dan juga masyarakat lainnya, mudahan-mudahan tidak diulangi lagi kerja petugas seperti ini," harapannya.(awie)


Reporter: Munawir Suhardi

BERITA TERKAIT