Home / Berita / Nasional

Pemkot Ternate Maksimalkan Penanganan Pengungsi Banjir Bandang di Rua

Penanganan Meliputi, Evakuasi, Rekonstruksi dan Rehabilitasi
31 Agustus 2024
Wali Kota Ternate saat meninjau lokasi banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate

TERNATE, OT - Banjir bandang yang menerjang RT.01 dan RT.02, Kelurahan Rua, Kecamatqn Pulau Ternate, Kota Ternate, pada akhir pekan lalu, menyebabkan 18 korban meninggal dunia, satu korban masih dalam pencarian tim SAR gabungan, dan menghancurkan sekitar 26 unit bangunan di kawasan tersebut.

Bencana ini juga memaksa 250 jiwa dari 42 Kepala Keluarga terpaksa harus diungsikan ke lokasi yang lebih aman.

Pemerintah Kota Ternate, bersama seluruh pemangku kepentingan terkait, terus memaksimalkan upaya penanggulangan bencana dan tanggap darurat, sesuai arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Langkah-langkah ini meliputi penanganan bancana, rekonstruksi hingga fase rehabilitasi.

Koordinator Posko Tanggap Darurat Bencana Banjir Rua, Dr Rizal Marsaoly, mengungkapkan, pihaknya telah mengadakan rapat koordinasi bersama tim penanggulangan bencana dan tanggap darurat, yang dihadiri oleh Kapolres Ternate, Dandim 1501/Ternate, Danlanal Ternate, perwakilan BNPB Pusat, BMKG Pusat, serta seluruh pimpinan OPD Kota Ternate untuk memaksimalkan upaya penanggulangan bencana.

“Rapat koordinasi ini bertujuan untuk memaksimalkan upaya penanggulangan bencana, mengikuti rekomendasi BNPB Pusat, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang,” kata Rizal saat memberikan keterangan di halaman Kantor Wali Kota Ternate, Jumat (30/8/2024).

Menurutnya, proses tanggap darurat yang dijadwalkan berlangsung selama 14 hari ini sudah memasuki hari ketujuh. Karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret termasuk penanganan pengungsi dan pembangunan rumah tinggal di atas lahan seluas 2,6 hektar yang telah disiapkan Pemerintah Kota Ternate.

Proyek pembangunan rumah bagi korban bencana ini akan melibatkan Balai Perumahan dan Permukiman, dengan dukungan dari Komisi V DPR RI melalui anggota DPR-RI Dapil Maluku Utara.

“Proposal bantuannya telah diajukan ke kementerian, dan diharapkan dalam satu atau dua bulan ke depan, tim dari Kementerian akan turun langsung untuk memulai pembangunan,” jelas Rizal.

Berdasarkan cacatan tim tanggap darurat bencana, terdapat 25 unit rumah dan 1 rumah ibadah yang rusak berat akibat bencana, namun usulan pembangunan rumah di lokasi baru sebanyak 100 unit.

"Tahap awal kita akan bangun 50 unit dulu, untuk mengakomodir korban musibah banjir bandang pada zona yang terkena dampak langsung," ucap Rizal seraya menyebut dana pembangunan bersumber dari Kementerian Perumaham dan Permukiman Rakyat.

Selain itu, berdasarkan kajian dari pemerintah pusat, akan dibuatkan aliran sungai di sekitar lokasi bencana, sehingga memerlukan radius 50 meter di kiri dan kanan aliran sungai, "sehingga beberapa rumah warga yang berada di area tersebut juga akan direlokasi karena dianggap rawan," tuturnya.

Saat ini, sambung Rizal, pihaknya memprioritaskan pada proses evakuasi, karena masih ada satu korban yang belum ditemukan.

“Pihak Basarnas Ternate akan melanjutkan pencarian hingga batas waktu yang telah ditentukan. Pemerintah juga terus berkomunikasi dengan keluarga korban terkait perkembangan pencarian ini,” jelasnya.

Sementara menunggu pembangunan rumah permanen untuk korban bencana, pemerintah daerah tengah mencari alternatif tempat tinggal sementara untuk para pengungsi. “Kami juga berupaya mendapatkan bantuan dari BNPB untuk menyediakan hunian sementara bagi para korban,” tutup Rizal.

Sementara itu, bantuan untuk para pengungsi terus berdatangan di posko induk kantor Wali Kota Ternate yang dikoordinir Dinas Sosial bersama BPBD Kota Ternate.

Bantuan berupa sembako, air mineral, pakaian layak pakai, selimut, tikar/matras/kasur, susu bayi, popok dan kebutuhan lainnya terus diterima posko induk di kantor Wali Kota.

 (fight)


Reporter: Gibran
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT