Home / Berita / Nasional

Pemilu 2019 Paling Sulit di Dunia, Ketua MK Akui Ikut Berdosa

23 April 2019

BOGOR, OT- Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2019 yang dilaksankan pada 17 April lalu, banyak pihak menilai Pemilu paling sulit di dunia. Hal sama juga diakui Ketua Mahkamah Konstitusi  (MK), Anwar Usman.

Bahkan, Ketua MK mengaku ikut berdosa karena ikut memutuskan dilakukan Pemilu serentak. “Pemilu 2019 merupakan tersulit di dunia,” ujar Anwar saat membuka Kegiatan Peningkatan Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Wartawan se-Indonesia di Cisarua, Bogor, Senin (22/4/2019) malam.

“Saya merasa ikut berdosa karena saya ikut memutuskan. Sampai saat ini kalau tidak salah sudah 45 orang petugas KPPS dan 15 orang polisi yang meninggal dunia. Bahkan masih bisa bertambah terus," ujar Anwar dalam sambutannya.

Anwar menjelaskan, salah satu pertimbangan MK saat memutuskan pemilu serentak adalah efisiensi waktu dan anggaran. Faktanya, anggaran pemilu lebih besar dari perkiraan awal karena mencapai Rp 25 triliun. “Pada pencoblosan kemarin, ternyata saya benar-benar sadar betapa sulitnya Pemilu, karena terlalu banyak pihak yang harus dipilih dalam pemilu serentak tersebut,” jelasnya.

"Kebetulan saya memilih di wilayah  Tanggerang Selatan, jadi dari tingkat kesulitan memang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika," tuturnya.

Namun, kata Anwar, dirinya tidak menyesali keputusan yang telah terlanjur dibuat dan dilaksanakan tersebut.  “Pemilu 2019 akan menjadi bahan evaluasi ke depan. Tugas wartawan tidak kalah pentingnya dari tugas penyelenggara Negara untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat,” ujarnya.

"Ini sudah terjadi sehingga menjadi bahan evaluasi ke depan. Tugas berat masih menanti kami, saya terus terang selalu berharap mudah-mudahan pemilu terutama pilpres tidak bermuara ke MK," harapnya.(red)


Reporter: Fauzan Azzam

BERITA TERKAIT