HALSEL, OT - Pasca diisolasi oleh Pemerintah Kecamatan Kayoa melalui gugus tugas covid-19 Kecamatan Kayoa, keluarga pasien reaktif rapid test asal Desa Bajo mendapat perlakuan kurang baik dari masyarakat setempat.
Pasalnya, masyarakat setempat tidak mau menerima keluarga korban saat berbelanja kebutuhan di pasar dan kios-kios terdekat dengan alasan uang yang dipegang oleh keluarga pasien rekatif.
"Kami belanja di pasar dan kios uang kami tidak diterima, jadi kami harapkan sentuhan pemerintah,"jelas Musa salah satu keluarga almarhum melalui telepon selularnya, Minggu (3/5/2020).
Sementara itu, Camat Kayoa, Muhammad Fajri, dikonfirmasi, membenarkan peristiwa tersebut.
Dia mengaku, keluarga pasien rekatif saat ini memang dikucilkan warga sekitar. Meski begitu Camat mengklaim terus melakukan komunikasi untuk menjaga semangat keluarga pasien reaktif dengan pendekatan kekeluargaan untuk menjaga emosional keluarga pasien tersebut.
"Ia karena mereka tidak diterima saat belanja, maka saya membantu dengan iklas sebagai keluarga bukan sebagai Camat, karena kami tidak punya anggaran di kecamatan," terangnya.
Camat menyebut, bantuan yang diberikan berupa beras, dan kebutuhan lain, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat Kecamatan Kayoa.
"Saya juga pesan ke mereka, jika butuh sesuatu pesan saja lewat ojeg, nanti saya penuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh keluarga," terangnya.
Selain itu, pihak Pemerintah Desa juga diminta untuk memenuhi kebutuhan lain yang belum terpenuhi melalui dana covid desa. "Saya kroscek ternyata desa juga mengantar bantuan ke mereka," terangnya.
Sementara, sekretaris Jubir Covid 19 Halsel, Daud Djubedi, meminta kepada Kepala Desa Bajo agar sesegara mungkin memenuhi kebutuhan keluarga pasien yang saat ini membutuhkan uluran tangan pemerintah baik Kabupaten, Kecamatan maupun Desa.
"Kepala desa jangan tinggal diam, harus secepatnya dilakukan pemenuhan kebutuhan teraebut, karena mereka saat ini sudah kena sangsi sosial," singkatnya. (iel)