Home / Berita / Nasional

Masyarakat Batang Dua Menduga Ada Pungli di Tarif Tol Laut

05 September 2019
Norven Konyenye

TERNATE, OT - Masyarakat kecamatan Batang Dua, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara (Malut), menduga tarif tol laut khususnya barang penumpang, ada pungutan liar (Pungli) yang dilakukan salah satu kapal Pelni.

Norven Konyenye, salah satu warga Batang Dua yang ditemui sejumlah wartawan, Kamis (5/9/2019) mengatakan, tarif antara KM. Sabuk Nusantara 105 dengan Sabuk Nusantara 086 memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

"Saya kira dua kapal ini sama tujuan tetapi kenapa harganya berbeda sangat jauh dengan Sabuk Nusantara 086, menurut kami pasti ada pungli di kapal tersebut," tukasnya.

Hal ini, sambung Novren dibuktikan saat warga Batang Dua memprotes tarif yang disebut petugas kapal. "Kenapa saya mengklaim mereka  pungli, karena sudah terbukti ketika tadi masyarakat sudah mulai ngamuk dan mulai protes terhadap tarif tersebut mereka langsung mengembalikan uang karena mereka takut," aku Novren.

Lanjut dia, ini sudah lama terjadi, hanya saja baru diketahui hari ini, setelah ada masyarakat yang mengelluh dan dibuktikan. "Masyarakat sudah lama mengeluh namun tadi setelah saya ke pelabuhan, disitu baru saya ketahui bahwa ada pungli terhadap tarif selama ini pada salah satu kapal yakni Sabuk Nusantara 105," sebutnya.

"Kami hanya berharap pihak Pelni harus ada tindakan dan memantau pihak kapal sabuk Nusantara 105 tersebut, karena naiknya tarif tersebut banyak masyarakat Batang Dua yang mengeluh," harapnya.

Sebab, kata dia, tarif angkutan barang dari Batang Dua ke Ternate juga dianggap terlalu mahal sehingga membebani warga Batang Dua. "Kiriman cengkih dari Batang Dua ke Ternate saja mencapai Rp 600 ribu lebih, itu belum dihitung ongkos bongkar muat di pelabuhan atau ongkos buruh," ungkap Novren.

"Kami tidak mempersoalkan tarif tiket perorangan, karena cukup murah, yang kita keberatan soal tarif barang yang dibebankan salah satu kapal. Bayangkan saja harga tarif untuk motor dipatok Rp, 250 ribu, untuk trip Batang Dua-Ternate atau sebaliknya," jelasnya.

Norven menambahkan, masyarakat memberikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah yang telah membuka akses transportasi bagi warga Kecamatan Batang Dua.

Kata dia, kebijakan tol laut dengan penyediaan dua unit kapal masing-masing, KMP. Sabuk Nusantara 086 dan Sabuk Nusantara 105, sangat membantu warga di Kecamatan Batang Dua, hanya saja tarif barang yang ditetapkan pihak kapal, dinilai terlalu tinggi dan membebani masyarakat.

Oleh karena itu dia meminta DPRD sebagai wakil rakyat untuk berkoordinasi dengan pihak Pelni selaku otoritas kapal-kapal milik pemerintah guna meninjau kembali tarif barang yang ditentukan secara sepihak oleh pengelola kapal.

Menanggapi keluhan warga Batang Dua, DPRD Kota Ternate melalui Komisi I meminta PT. Pelni selaku operator kapal-kapal milik pemerintah untuk.meninjau kembali tarif yang ditetapkan pihak pengelola kapal.

Anggota Komisi I DPRD Kota Ternate Junaidi Bahrudin menyatakan, penetapan tarif barang yang ditetapkan pihak kapal dinilai terlalu tinggi dan membebani masyarakat. "Kebijakan pemerintah pusat dengan menyediakan tol laut, untuk mempermudah masyarakat yang berada di pelosok, jika tarifnya seperti ini maka tentu akan.membebani masyarakat bukan mempermudah," ucap Jainudin.

Oleh karena itu, lanjut Junaidi, DPRD meminta pihak Pelni untuk meninjau kembali tarif yang ditetapkan oleh pihak kapal serta meminta PT Pelni bersikap tegas dan memberikan teguran kepada pihak kapal Sabuk Nusantara 105 yang melayari rute Ternate-Batang Dua.

"Selain itu, Pelni juga menetapkan standar biaya atau tarif angkutan barang pada kapal tersebut agar lebih terbuka ke masyarakat luas, sehingga tidak ada permainan harga pada kedua kapal dengan rute yang sama," pungkasnya.(red)


Reporter: Redaksi

BERITA TERKAIT