TERNATE, OT - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate, Maluku Utara (Malut), menyampaikan keberangkatan KM Permata Obi tujuan Manado, Sulawesi Utara (Sulut) tergantung tiga pemerintah provinsi.
Ketiga pemerintah itu adalah Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Provinsi Sulut dan Provinsi Gorontalo.
Kepala Kantor KSOP Ternate, Taher Laitupa ketika dihubunggi indotimur.com mengatakan, terkait permasalahan warga Gorontalo dan Sulut yang terlantar di terminal Ahmad Yani pihaknya sudah melakukan pembahasan dalam rapat.
Dalam rapat, kata dia, pihaknya hanya mengikuti kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah, tapi jika pemerintah daerah setuju maka KSOP Ternate tinggal melepaskan atau berangkatkan kapal.
"Kami hanya melepaskan atau mengeluarkan izin kapal untuk berangkat itu mudah," ujar Taher kepada indotimur.com melalui telepon, Minggu (10/5/2020).
Namun, kata Taher, jika pihaknya sudah keluarkan izin lalu kapal berangkat tapi sampai ditujuan pemerintah Sulut tidak menerima kapal masuk di pelabuhan siapa yang bertanggung jawab.
"Itu yang akan menjadi persoalan, maka KSOP Ternate hanya menunggu koordinasi Pemda Malut dan Pemda Sulut," ujarnya.
Menurutnya, Manado dan di Gorontalo sudah dilakukan lockdown sehingga akses yang masuk sulit, apalagi keberangkatan kapal sudah tidak diperbolehkan menganggkut penumpang antar Provinsi.
Untuk itu, nasib penumpang yang berada di terminal pelabuha Ahmad Yani hingga sekarang KSOP Ternate belum bisah mengambil kebijakan soal keberangkatan, karena masih menunggu koordinasi Pemda Malut dan Pemda di Manado dan Gorontalo.
"Jika antara Pemda setuju kami KSOP Ternate siap untuk memberangkatkan kapal, jika belum kami juga tidak berani mengambil resiko," pungkasnya.(ian)