TERNATE, OT- Keluarga pasien Orang Dalam Pengawasan (ODP) berinisial SF (26) yang meninggal di RSU Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), provinsi Maluku Utara (Malut), pihak keluarga menolak hasil diagnosa dokter yang disebut pasien meninggal karena corona virus.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan sekitar pukul 18.42 Wit, tim medis RSUD Tobelo serta keluarga korban memulangkan jenazah ke Desa Tabanoma, Kecamatan Kao Teluk, Kabupaten Halut menggunakan Ambulance RSUD Tobelo yang dikawal aparat Polsek Malifut dan Koramil 1508 -04/Malifut .
Saat tiba di rumah, jenazahnya langsung diangkat dari Ambulance oleh keluarga dan dimasukan kedalam rumah, selanjutnya keluarga almarhumah membongkar peti dan mengeluarkan jenazah dari dalam peti lalu kemudian dibawah ke kamar. Sementara sesui dengan protap kesehatan peti almarhumah tidak dapat dibuka dan akan dilaksanakan pemkaman secara Protokoler.
Tim medis RSUD Tobelo beserta medis dari Malifut langsung menemui pihak keluarga dan memberikan penjelasan terkait riwayat yang diderita almarhumah dikarenkan setiap pasien dengan riwat penyakit tersebut sangat berbahaya, sehingga ketika meninggal dengan status ODP Harus dimakamkan sesuai protap Covid-19.
Namun, pihak keluarga tidak menerima penjelasan dari tim medis karena keluarga mengetahui almarhumah meninggal disebabkan oleh infeksi paru-paru, bukan karena Virus Corona.
Selain itu, keluarga tidak menerima bunyi serine ambulance dan protap yang digunakan oleh tim medis, dimana seragam APD yang digunkan seolah-olah memancing perhatian masyarakat bahwa almarhuma terinfeksi virus Corana.
Dengan tidak terimanya penjelasan dari medis RSUD oleh keluarga, terjadi adu argumen antara pihak medis dengan keluarga dan situasi mulai memanas, sehingga tim medis keluar rumah dan kembali ke Tobelo.
Sementara berdasarkan penjelasan tim medis RSUD Tobelo, bahwa yang bersangkutan meninggal dalam status ODP, selain itu menginap penyakit infeksi Paru paru. Sedangkan dari Puskesmas Kao Teluk yang hadir di kediaman menyerahkan resesi pemakaman sepenuhnya kepada kepala desa Tabanoma, Zulham Jakaria.
Keluarga korban tidak menerima penjelasan tim medis dari RSUD Tobelo karena tidak menginginkan resesi pemakaman dilaksanakan secara Protokoler, sebab keluarga korban merasa almarhumah tidak terinfeksi virus corona, dan dapat dijauhi oleh masyarakat setempat.
(red)