TERNATE, OT - Dua elemen mahasiswa, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Kota Ternate, Minggu (1/11/2020), menggelar aksi protes yang dipusatkan di depan masjid Almunawar Ternate.
Aksi ini dipicu pernyataan Presiden Perancis, Emmanuel Marcon yang dinilai melegalkan kartun nabi yang dipublikasikan salah satu guru sejarah di Perancis Samuel Paty yang kemudian tewas dibunuh.
Kematian guru sejarah itu kemudian ditanggapi Presiden Perancis, Emmanuel Marcon sebagai serangan terorisme Islam.
Pernyataan tersebut, kemudian memicu gelombang aksi demonstran di berbagai negara termasuk Indonesia.
Di Ternate, Maluku Utara, dua elemen mahasiswa KAMMI maupun IMM Kota Ternate, mengecam pernyataan Presiden Perancis yang dinilai melegalkan kartun Nabi dengan dalih hak kebebasan berpendapat.
Dalam propaganda yang dibagikan peserta aksi, KAMMI dan IMM Kota Ternate, mendesak pemerintah Indonesia segera menarik Duta Besar (Dubes) Indonesia deri Perancis, meminta pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Kota Ternate untuk menyerukan pemboikotan produk Perancis serta menghimbau pemerintah Perancis dan seluruh negara-negara di dunia untuk menghormati keyakinan ummat Islam terhadap Nabi Besar Muhammad SAW.
KAMMI dan IMM Kota Ternate juga mendesak Presiden Peranis wajib meminta maaf kepada ummat Islam di seluruh dunia, serta mengajak seluruh masyarakat Maluku Utara, khususnya di Kota Ternate, untuk memboikot produk Perancis yang dikonsumsi selama ini.
Pantauan indotimur.com, di lapangan menyebutkan, aksi yang diikuti puluhan mahasiswa dari dua elemen itu, dipusatkan di depan masjid Almunawar.
Selain berorasi, KAMMI dan IMM juga membawa spanduk dan poster berisi kecaman terhadap presiden Perancis, Emmanuel Marcon.
Hingga berita ini dipublish, Minggu (1/11/2020) pukul 10:40 WIT, puluhan mahasiswa dari KAMMI dan IMM Kota Ternate masih terus berorasi di depan masjid Almunawar Ternate.(thy)







