JAKARTA, OT - Maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Maluku Utara dan Sulawesi mendapat kecaman keras dari tokoh muda Habib Bahar Bin Ali Bin Smith.
Ditegaskan, masuknya TKA dari China atau dari negara luar ke Maluku Utara dan Sulawesi serta sejumlah wilayah NKRI, sangat merugikan rakyat Indonesia.
"Bagi saya, kehadiran TKA di NKRI itu merugikan rakyat Indonesia," tegas Habib saat ditemui indotimur.com, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibonong. Rabu (6/5/2020).
Menurut Habib, di Indonesia ini masih banyak anak muda yang pengangguran, masih banyak rakyat yang butuh kerjaan bahkan sarjana S2, S3, tidak punya pekerjaan.
Habib menilai, apa gunannya mereka sekolah, apa gunanya pemerintah sekarang bikin bantuan sekolah, sedangkan rakyat menderita kelaparan.
"Di Indonesia masih banyak anak-anak muda yang membutuhkan pekerjaan kenapa kok harus ada tenaga kerja asing yang di mana itu merugikan menyengsarakan rakyat khususnya para anak-anak muda," tegas Habib Bahar yang saat ini memiliki ribuan murid di dalam Lapas Pondok Rajek itu.
Dikatakan, masyarakat khususnya para anak-anak muda para janda janda, orang susah yang tidak memiliki pekerjaan, membutuhkan perhatian. Habib sangat tidak setuju adanya TKA, karena di Indonesia masih banyak rakyat yang menganggur atau tidak memiliki pekerjaan.
"Pulangkan, Pulangkan para TKA dari wilayah NKRI, Indonesia harus berani," tegas Habib Bahar Bin Smith yang juga pendiri dan pemimpin Majeis Pembela Rasullah di Tangerang Selatan.
Indonesia, lanjut Habib, harus jadi negara yang berwibawa, jadi negara yang kuat, jangan mau jadi negara kacungnya Cina, jangan hanya gara-gara Indonesia banyak utang ke China, terus Indonesia mau diperbudak dan diatur-atur oleh Cina semena-mena.
"Indonesia harus tegas dan semuanya itu kan tergantung presiden, Imam Ghazali katakan, rakyat rusak negara rusak itu kenapa, karena rusaknya pemerintah, Pemimpin yang sudah rusak semuanya rusak negara rusak negara hancur, "tandas Habib yang jadikan lapas pondok Rajek sebagai pesantren dengan mengajar Ilmu Agama kepada ribuan penghini Lapas yang lebih banyak mantan preman.
Disinggung soal larangan keluar rumah saat musim Pandemi Covid-19 namun banyak TKA masuk, Habib mencontohkan seperti membangun rumah tetapi menghancurkan seluruh kota dimana membiarkan rakyat menderita kelaparan kehausan di dalam rumahnya masing-masing dan memberi celah dan peluang bagi bangsa asing untuk meraih upah untuk mengambil gaji dari hasil kekayaan alam Indonesia.
Diingatkan, dulu, para pahlawan seperti Imam Bonjol Pangeran Diponegoro Jenderal Sudirman, Bung Tomo dan lainnya, mereka mengorbankan nyawa jiwa harta darah untuk bangsa untuk rakyat untuk negara, namun sekarang,mereka berjuang bukan untuk bangsa bukan untuk rakyat dan negara namun mereka korbankan negara demi kepentingan kepentingan perutnya
"Dulu pahlawan mengusir penjajah asing dari Indonesia tapi pemerintah sekarang mengundang penjajah-penjajah gaya baru datang ke Indonesia untuk merebut kekayaan alam Indonesia,"tegas Habib asal Manado itu. (@by)