DARUBA, OT - Demo pPenolakan UU Cipte Tenaga Kerja (Ciptaker) di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) ricuh, antara mahasiswa dengan aparat Kepolisian Polres Morotai, Selasa (13/10/2020) pagi tadi.
Para pendemo yang merupakan mahasiswa Universitas Pasifik (Unipas) Morotai menggelar aksi di depn kantor DPRD setempat untuk menagih janji ketua DPRD Pulau Morotai, Rusminto Pawane. Karena pada aksi Senin (12/10/2020) kemarin, Rusminto Pawane sempat menemui pendemo lalu berjanji akan membuat rapat dengan Fraksi-fraksi di DPRD Morotai secara internal guna membahas tuntutan mahasiswa.
Untuk itu, demo pagi tadi mahasiswa menagih janji ketua DPRD, namun ketua DPRD tidak berkantor, yang berkantor hanyalah dua anggota dari PKS yaitu Rasmin Fabanyo dan Suhari Lohor serta satu anggota dari Gerindra, Ruslan Ahmad.
“Secara kelembagaan sikap PKS jelas menolak Omnibus Law dari pusat hingga ke daerah, tapi jika tuntutan teman-teman sikap empat fraksi lainnya, saya tidak bisa jamin,” ujar Rasmin.
Usai mendengar penjelasan dari Rasmin Fabanyo, mahasiswa merasa tuntutan mereka tidak terpenuhi sehingga pendemo langsung merusak pagar kantor DPRD Morotai dan melempari kantor dengan batu hingga membuat sejumlah kaca dan lampu hias mengalami kerusakan.
Aparat Kepolisian yang melihat pendemo mulai anrkis, langsung membubarkan massa aksi dengan menembakan gas air mata ke ara pendemo, sehingga terjadi aksi saling lempar.
Akibatnya, sejumlah pendemo yang merupakan perempuan menjadi korban gas air mata hingga pingsan karena kesulitan bernapas, serta beberapa mahasiswa diamankan polisi diduga sebagai pelaku pelemparan.
Mahasiswa kemudian membakar barang-barang bekas di atas trotoar dari jalan Desa Darame hingga ke kawasan pertokoan ibu kota Pulau Morotai sampai di taman Kota, sehingga Polisi mengejar para pendemo.
(hiz)
