Home / Berita / Citizen Journalist

Tingkatkan Pelayanan UDD PMI Maluku Utara Tambah CLIA

07 Januari 2024
Ketua PMI Provinsi Maluku utara beserta pengurus dan Kepala UDD saat melihat alat bernama CLIA ruangan UDD Maluku utara 7/1.

TERNATE, OT - Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Maluku Utara terus berbenah dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan darah yang sehat.

Salah satunya dengan menambah alat bernama CLIA atau Chemiluminescence Immunoassay dalam melakukan pelayanan darah.

Teknologi baru pengolahan darah ini berfungsi memberikan kualitas dan menjaga mutu darah, yang nantinya ditransfusikan ke pasien penerima darah.

CLIA ini dapat memastikan darah yang siap transfusi ini bersih dan tidak ada penyakit yang terkandung dalam waktu singkat.

"Kebutuhan darah dan partisipasi pendonor saat ini cukup bagus. Tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya. Kita tetap melakukan perbaikan pelayanan, baik dari aspek teknis maupun kualitas darah," ujar Ketua PMI Malut Prof. Dr. Husen Alting dalam konferensi pers di Markas PMI Malut di Ternate, Minggu (7/1/2024).

Dalam konferensi pers itu, Husen didampingi Sekretaris PMI Malut Dr. Syawal Abdul Ajid, Bendahara PMI Malut Fendi, Kepala UDD PMI Malut dr. Rosita Alkatiri, dan Kepala Markas PMI Malut, Rusihan Ismail.

Donor darah adalah prosedur kesehatan sebagai tindakan kemanusiaan yang dapat menyelamatkan nyawa orang lain. Ada banyak manfaat donor darah antara lain menjaga kesehatan jantung, dapat mendeteksi penyakit, dapat meningkatkan produksi sel darah merah, membakar kalori, menurunkan risiko kanker, menurunkan kolesterol, serta menurunkan kelebihan zat besi.

"Dan tujuan kami di PMI Malut meningkatkan pelayanan UDD hanya untuk tujuan kemanusiaan. Untuk itu mari sama-sama kita tingkatkan kepedulian terhadap sesama dengan mendonorkan darah secara rutin," ajak Husen. 

Sementara itu, Kepala UDD PMI Malut dr. Rosita Alkatiri, menyampaikan, selama ini, PMI Maluku Utara menggunakan alat rapid test (rapid diagnostic) untuk skrining (deteksi dini) IMLTD (Infeksi Menular lewat Transfusi Darah).

"Untuk meningkatkan mutu pelayanan maka saat ini kita menggunakan CLIA untuk melakukan skrining IMLTD meliputi empat jenis penyakit yaitu hepatitis B, hepatitis C, HIV dan Sifilis," ungkap dr. Rosita.

Alat ini, sambungnya, memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sangat tinggi, yakni di atas 99 persen. CLIA merupakan metode terbaru dan termutakhir dalam skrining IMLTD.

"Dan satu-satunya di Maluku Utara yang melakukan pemeriksaan skrining IMLTD dengan CLIA yaitu di Unit Donor Darah PMI," tutur dr. Rosita.

Kelebihan CLIA adalah lebih sensitif, selektif, cepat dan waktu analisisnya cukup singkat, yakni hanya 17 menit. Dengan begitu, masyarakat yang membutuhkan darah tak perlu menunggu berjam-jam untuk mendapatkannya.

Seluruh petugas UDD PMI Malut yang berjumlah 11 orang telah mengikuti training dan mendapatkan sertifikat untuk pengoperasian alat CLIA.

"Ini sudah mulai diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2024 dan kami sudah melakukan screaning uji coba kepada seluruh karyawan," imbuh dr. Rosita.

Dalam waktu dekat, lanjut dia, PMI Malut menyiapkan bank darah di rumah sakit daerah agar dapat dimanfaatkan. Langkah ini dikhususkan bagi rumah sakit yang belum memiliki UTD.

"Kita akan segera bicarakan dengan Halmahera Tengah, Halmahera Timur, dan Kepulauan Sula. Bahkan jika memungkinkan sama Pulau Taliabu juga, sehingga nanti kita akan kirim darah siap pakai, darah itu akan masuk di blood bank dan bisa langsung digunakan jika dibutuhkan oleh rumah sakit maupun puskesmas di sekitarnya," tuturnya.

Dengan langkah ini, PMI Malut berharap, pelayanan darah di seluruh Provinsi Maluku Utara bisa dilakukan oleh PMI dan benar-benar untuk kemanusian.

 (glenipi)


Reporter: Zulkifli A. Yusuf
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT