TERNATE, OT - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate, Rabu 6/11/2024) menggelar rapat koordinasi (rakor) High Level Meeting bertempat di executive room lantai III Kantor Wali Kota Ternate.
Rakor yang dipimpin Asisten III Setda Kota Ternate, Anwar Hasjim itu, turut dihadiri unsur Forkopimda Kota Ternate, Kepala Kantor Bank Indonesia perwakilan Maluku Utara, para pimpinan OPD terkait, BMKG dan KSOP, para agen dan distributor serta sejumlah unsur terkait lainnya.
Rapat tersebut untuk mengendalikan inflasi di Kota Ternate jelang akhir tahun dan memasuki tahun baru.
Asisten III Setda Kota Ternate Anwar Hasjim yang mewakili Pjs Wali Kota mengatakan, rapat ini rutin dilaksanakan sebagai langkah tanggap dan peduli dalam mengendalikan inflasi, karena inflasi sangat berdampak terhadap daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, upaya pengendalian inflasi merupakan salah satu perhatian Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, termasuk dalam hal menjaga stabilitas harga pangan.
“Begitu pula dengan misi swasembada pangan, Presiden menargetkan Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dan energi dalam kurun waktu 4 tahun, yang programnya akan dipimpin menteri pertanian dan dikoordinasi oleh menteri koordinasi bidang pangan,” sebutnya.
Anwar memaparkan, pada Oktober 2024, terjadi inflasi year on year (y-on-y) Kota Ternate sebesar 2,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,73. Kemudian, tingkat deflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Kota Ternate bulan Oktober 2024 masing-masing sebesar 1,16 persen dan 0,86 persen.
“Kita patut bersyukur bahwa inflasi di Kota Ternate sudah melandai, inflasi yang sebelumnya berada di atas 3 persen kini stabil di kisaran 2 persen, dan ini menjadi bukti bahwa kebijakan yang diterapkan membuahkan hasil. Pertumbuhan ekonomi juga mulai membaik. Harus diwaspadai inflasi dan deflasi. Inflasi salah, deflasi yang terus-menerus juga tidak baik. Secara kumulatif, Deflasi Kota Ternate terjadi sebanyak 4 kali sepanjang 2024, yaitu pada bulan Februari, Juli, Agustus dan Oktober,” terangnya.
Anwar menyatakan, potret indikator dari satu indikator makro ekonomi dan mikro ekonomi harus di waspadai, karena daya beli yang lesu. Daya beli yang lesu ini katanya, bisa diindentifikasi oleh dinamika yang berkontribusi pada inflasi dan deflasi tersebut. Jika terjadi secara berturut-turut, maka potret indikatif daya beli tersebut benar terjadi.
“Sejalan dengan permasalahan tersebut High Level Meeting TPID Kota Ternate diselenggarakan dengan mengambil tema “Memperkuat Sinergi dan Kolaborasi Pengendalian Inflasi Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas,” tandasnya.
Kata dia, langkah-langkah strategis yang telah dilakukan sebagai antisipasi peningkatan inflasi yang mengacu pada Strategi 4K. Dimana, rangkaian kegiatan TPID Kota Ternate yang dilakukan pada Semester II tahun 2024 diantaranya serkait ketersediaan pasokan, TPID Kota Ternate telah menyerahkan bantuan sarana produksi pertanian kepada kelompok Tani Bina Bersama di Kelurahan Takome berupa hand sprayer, mulse, bibit cabai, tomat dan sayuran.
Tak hanya itu, TPID Kota Ternate juga melakukan kegiatan Urban Farming. Hingga saat ini, kegiatan Urban Farming berhasil memenuhi rata-rata sebesar 30 persen kebutuhan Barito per Kelurahan.
Selain itu, kata Anwar, pada aspek keterjangkauan harga, TPID Kota Ternate telah melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kelurahan Sulamadaha pada tanggal 19 Oktober 2024 dan di Kelurahan Gambesi pada tanggal 5 November 2024. Komoditas yang dijual pada GPM tersebut antara lain beras SPHP, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, tomat, rica karibo dan telur.
Sambungnya, TPID Kota Ternate secara berkala melakukan koordinasi dengan BMKG dan KSOP guna memitigasi risiko distribusi dari dan ke Kota Ternate. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga pasokan bahan pangan yang didatangkan dari luar Kota Ternate.
“Pada aspek komunikasi efektif, telah dilakukan HLM dan rakor TPID Kota Ternate secara berkala. Selain itu, TPID Kota Ternate terus mendorong kampanye stop boros pangan dan belanja dengan bijak. Untuk mengurangi asymmetric information, telah dilakukan digitalisasi penyampaian harga bahan pangan melalui kerjasama TPID Kota Ternate dengan RRI Ternate,” pungkasnya.
(fight)