Home / Pemilu 2019

Helmi: Suhu Politik Nasional Memanas Akibat Klaim Kemenangan

25 April 2019
Helmi Alhadar

TERNATE, OT- Pakar Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Helmi Alhadar menyatakan, suhu politik nasional saat ini masih memanas akibat klaim kemenangan Prabowo.

Kata Helmi, deklarasi kemenangan yang dilakukan Prabowo atas Jokowi-Ma'ruf seusai pilpres cukup mengagetkan, sekaligus menimbulkan ketegangan politik yang tinggi di ngara ini.

Mengingat, hasil hitungan cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei menunjukan pasangan Jokowi-Ma'ruf yang sesungguhnya memenangkan pertarungan pilpres. 

Meskipun suhu politik nasional masih juga memanas akibat klaim tersebut, namun Helmi meyakini, situasi ini akan segera berakhir damai. 

Sebab, menurut Helmi, ada beberapa alasan yang membuat klaim Prabowo tidak terlalu kuat apalagi sampai harus ada people power.

Pertama, reaksi dari ormas-ormas Islam terbesar seperti NU dan Muhammadiyah serta tokoh-tokoh agama lainnya terkesan tidak menginginkan adanya ketegangan di negeri ini dengan mendorong rekonsiliasi nasional termasuk kiai-kiai NU yang sebelumnya mendukung Prabowo.

Kedua, ada kesan tidak adanya kesamaan respon yang ditunjukan oleh kubu Prabowo setelah Pilpres digelar, dimana partai Demokrat lewat surat SBY sudah menyatakan tidak akan mendukung tindakan inkonstitusional, begitu juga dengan partai koalisi lainnya yakni PAN dan PKS juga terkesan setengah hati mendukung klaim kemenangan Prabowo. 

Bahkan, Sandi yang merupakan cawapres dari Prabowo terkesan tidak terlalu ngotot dengan klaim tersebut. Konsolidasi para pengusaha dari kedua kubu pasangan capres juga mengarah untuk tidak adanya keributan lagi.

Lanjut Helmi,  semua pihak di negara ini samasekali tidak menghendaki adanya ketegangan politik yang dapat mengancam keutuhan bangsa. 

"Apalagi kubu Prabowo sendiri tidak dapat menunjukan bukti hasil hitung cepat yang dilakukan oleh kubunya setelah ditantang oleh lembaga-lembaga survei dengan membuka datanya ke publik yang dituduh Prabowo tidak netral," kata Dosen Ilmu Komunikasi UMMU ini.

Sudah begitu, kata Helmi, kubu oposisi juga tidak dapat menunjukan kecurangan terstruktur yang dituduhkan kepada kubu 01 dan pihak penyelenggara, maka klaim kemenanganpun akan terasa sangat lemah. 

"Dengan melihat reaksi dari berbagai kalangan yang cenderung meminta Prabowo legowo, rasanya akan membuat posisi kubu oposisi makin lemah secara psikologi dan politik. Untuk itu, sebagai orang yang rasional dan patriot maka rasanya Prabowo akan legowo mengakui kemenangan Jokowi dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi," ucap Helmi.

Selain itu, ada juga kesan dunia internsional cenderung mengarahkan pengakuan kemenangan ke pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Mengingat, menurut Helmi, akan terlalu berisiko untuk bangsa ini kalau Prabowo tetap ngotot mengklaim kemenangannya tanap menunjukan bukti yang mendukung klaim kemenangannya. 

"Atau bisa jadi Prabowo sudah ingin mengakui kemenangan Jokowi, hanya saja ada kelompok tertentu di pihak Prabowo sudah terlanjur memusuhi pihak Jokowi, sehingga mereka merasa kurang nyaman atas kekalahan Prabowo dan cenderung mendorong untuk Prabowo tetap ngotot mengklaim kemenangannya," katanya.

Helmi menambahkan, tentu juga KPU harus bekerja secara profesional dan adil biar semua pihak bisa menerima hasil yang ditetapkan oleh KPU saat pleno nnti. "Pokoknya, KPU harus benar-benar bisa meyakinkan kedua kubu dengan kerja secara profsional tanpa ada tekanan," tambahnya.(red)


Reporter: Fauzan Azzam

BERITA TERKAIT