TERNATE, OT - Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, menetapkan kawasan taman benteng Oranje, di Kelurahan Gamalama Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate sebagai "Kampung Ramadan".
Konsep "Kampung Ramadan" yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate diharapkan menjadi sentra ekenomi baru sekaligus sebagai tempat yang menghadirkan suasana religi saat bulan puasa di Kota Ternate.
Saat ditemui sejumlah wartawan usai buka puasa bersama di taman film benteng Oranje, Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman menjelaskan, "Kampung Ramadan" merupakan terobosan baru guna membantu UMKM di Ternate, sekaligus mengenjot PAD Kota Ternate.
Selain itu, "Kampung Ramadan" juga diharapkan dapat meminimalisir kemacetan yang sering terjadi di sejumlah titik jelang hari raya Idul Fitri di Ternate.
"Selama ini, para pedagang musiman kesulitan mendapat lokasi berjualan, sehingga banyak tempat-tempat yang bukan diperuntukan bagi pedagang, namun ditempati pedagang, kita berharap dengan hadirnya "Kampung Ramadan" para pedagang musiman lebih rapi, tertib dan tidak menimbulkan kemacetan," kata Wali Kota.
Disebutkan, kebijakan ini juga untuk menata pedagang musiman jelang lebaran yang memadati sejumlah titik di pusat kota, termasuk di kawasan Masjid Almunawar, kawasan terminal dan sepanjang jalan pahlawan revolusi.
“Ini juga sekaligus menghapus image yang selama ini setiap bulan suci ramadan keadaan kota tidak tertata, utamanya lalu lintas kemudian pedagang yang jumlahnya bertambah yang menempati lokasi-lokasi yang tidak diperuntukan bagi pedagang," terang Wali Kota.
Selain menata pedagang musiman saat puasa hingga lebaran, keberadaan "Kampung Ramadan juga merupakan upaya Pemkot Ternate untuk memberikan nuansa baru bagi masyarakat.
"Sehingga saat bulan ramadan, ada keteraturan, kerapian dan ada nuansa religi yang mestinya, timbul saat bulan puasa bagi umat Islam di Kota Ternate,” tambahnya.
Meski terobosan ini sempat mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak, namun Pemkot Ternate tetap optimis bahwa pedagang musiman akan ramai di Kampung Ramadan.
“Yang penting adalah kehidupan ekonomi di bulan suci ramadan teratur, dan itu harus diatur oleh Pemkot. Dan mungkin juga ada kepentingan pemerintah lainnya dalam rangka untuk pendapatan daerah,” pungkasnya.
(fight)
