TERNATEE, OT- Musyawarah Besar Fagogoru V bakal dihelat 6-8 Oktober 2023. Kegiatan ini dipusatkan di gedung Duafa Center Kota Ternate dan diperkirakan dihadiri 2.000-an masyarakat Fagogoru.
Wilayah yang didiami masyarakat Fagogoru sendiri membentang dari Kabupaten Halmahera Timur, Halmahera Tengah, dan Gane Timur di Halmahera Selatan.
Dalam konferensi pers di Sekretariat Mubes Fagogoru di Benteng Oranje Ternate, Rabu (4/10/2023) malam, Ketua Panitia Mubes Ahlan Djumadil mnyampaikan, kesiapan panitia menghelat Mubes sudah mencapai 85 persen.
"Mubes kali ini akan berbeda dengan mubes-mubes sebelumnya, karena ada isu-isu besar yang akan diangkat. Ini sesuai tema mubes 'Maluku Utara dan Peran Fagogoru dalam Kepentingan Global'," ujar Anggota DPRD Halteng ini.
Menurut Ahlan, pembukaan Mubes pada Jumat (6/10/2023) malam oleh Gubernur Abdul Gani Kasuba dan menghadirkan sejumlah pembicara seperti Sultan Tidore Husain Alting Sjah, Pj Bupati Halmahera Tengah Ikram M Sangadji, Bupati Halmahera Timur Ubaid Yakub, Prof. Dr. Wahab Hasyim, SE., M.Si dan Prof. Dr. Husen Alting, SH., MH.
Dalam simposium yang merupakan rangkaian acara Mubes, Pj Bupati Halteng akan membawakan materi “Kawasan Industri dan Peluang Ekonomi Membangun Fagogoru yang Berkemajuan”. Sultan Tidore membawakan materi “Kontribusi Fagogoru terhadap Kemerdekaan NKRI”, Prof. Husen membawakan materi “Pertumbuhan Investasi dan Dampaknya terhadap Penguatan SDM Fagogoru”, serta Prof. Wahab membawakan “Kawasan Industri; Paradoks Kemiskinan dan Bencana Ekologi”.
"Nanti akan hadir pula sesepuh, komponen kepemudaan dan pelajar Fagogoru yang ada di berbagai kota di Maluku Utara maupun dari luar seperti Jakarta dan Ambon," ujarnya.
Tema yang diangkat, kata Ahlan, tak lepas dari kondisi tiga wilayah besar Fagogoru yang kaya sumber daya alam namun dari sisi infrastruktur dan SDM masih tertinggal. Industri pertambangan di Haltim dan Halteng, serta industri perkebunan kelapa sawit di Gane tak lantas membuat ketiga daerah itu maju dan sejahtera.
"Karena itu sebagai anak negeri kami ada kegelisahan bagaimana nasib negeri kami ke depan. Karena itu isu-isu besar terkait lingkungan, tenaga kerja, dampak industri pertambangan terhadap negeri kami akan dibahas dalam mubes," terangnya.
Lanjut Ahlan, Mubes Fagogoru ini akan menegaskan sikap Fagogoru dalam menentukan masa depan bangsa Indonesia. Mengingat industri nikel dunia salah satunya berpusat di HaltengHalteng namun tak seiring dengan kondisi masyarakat di sana.
"Bayangkan, pertumbuhan ekonomi Halteng tahun lalu di atas 100 persen, tapi tidak sejalan dengan kondisi kami di sana. Inilah yang akan dibahas dalam mubes, jadi tidak hanya normatif memilih pengurus," pungkasnya.
Sementara Ketua Bidang Organisasi Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Indonesia Fagogoru Abd Rahim Odeyani memaparkan, dalam mubes kali ini keluarga besar Fagogoru ingin melibatkan seluruh stakeholder dan eksponen Fagogoru. Fagogoru, kata dia, adalah wadah kekeluargaan yang nantinya akan melahirkan berbagai macam keputusan yang akan disampaikan steering committee.
"Kesamaan adat, budaya, bahkan bahasa menunjukkan kita lahir dari satu rahim yang sama, yakni Fagogoru. Inshaa Allah melalui wadah ini lebih mempererat dan mempertegas hubungan kekerabatan yang telah dibangun leluhur kita sebelumnya," ucapnya.
Sekretaris Steering Committee Mubes Munadi Kilkoda menambahkan, mubes ini adalah momentum self determination orang Fagogoru terhadap eksistensinya di Maluku Utara. Apalagi dengan potensi sumber daya alamnya yang berkontribusi terhadap pembangunan negeri.
"Tapi kenyataannya orang Fagogoru tidak menikmati sepenuhnya buah pembangunan itu. Ketertinggalan infrastruktur, angka kemiskinan yang tinggi. Sehingga lewat momentum mubes ini kita ingin ada semacam gugatan orang Fagogoru terhadap republik dan pemerintah, kenapa situasi kita seperti ini sementara sumber daya kita dikeruk habis. Itu target besar kita," paparnya.
Mubes nanti, kata Munadi, akan melahirkan rekomendasi melalui simposium yang menghadirkan tokoh-tokoh berkompeten untuk bicara. Mereka bakal mengulas kontribusi Fagogoru dalam aspek sejarah maupun pembangunan ekonomi.
"Simposium ini diharapkan akan melahirkan pokok-pokok pikiran yang kita sebut sebagai gugatan orang Fagogoru terhadap republik ini," tandas Anggota DPRD Halteng ini.(red)