Home / Berita / Hukrim

Nama Deden Ajudan AGK Mencuat di Persidangan, Setiap Waktu Minta Uang ke Petinggi Perusahaan Tambang Alasan Berobat Gubernur

23 April 2024
Terdakwa Stevi Thomas saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Ternate dengan agenda pemeriksaan terdakwa (foto_ier)

TERNATE, OT- Sidang kasus dugaan suap mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (AGK) kembali digelar di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Ternate, Senin (22/4/2024).

Sidang yang dipimpin hakim ketua, Rommel Franciskus dan didampingi 4 hakim anggota lainnya. Ini dengan agenda pemeriksaan terdakwa Stevi Thomas selaku direktur eksternal pada perusahaan tambang di Maluku Utara.

Pada sidang, terdakwa Stevi mengaku tugasnya sebagai direktur eksternal pada intinya untuk memastikan perusahaan berjalan dengan aman.

"Artinya yang mulia tugas saya untuk memastikan tidak ada keluhan masyarakat lingkar tambang, non governmental organization (NGO) atau pihak-pihak lainnya," ungkap Stevi dalam keterangan di persidangan.

Stevi juga mengklaim, tupoksi jabatan dia dalam perusahaan tidak ada kaitan dengan persoalan izin-izin perusahaan ataupun berhubungan dengan pihak pemerintah untuk pengembangan perusahaan.

"Itu bukan tugas saya karena dalam perusahaan secara pembagian tugas itu, merupakan bagian dari pada general manager dan sebagainya," katanya.

Selain itu, saat di tanya kenal dan bagaimana kedekatan dengan Abdul Gani Kasuba, ia berdalih kenal dengan AGK sejak awal tahun 2021 saat itu beliau masih menjabat Gubernur Maluku Utara. 

"Dan saat itu saya masih menjabat sebagai komisaris PT ESPAL dan NSP," ujarnya.

Dia menjelaskan, sejak perkenalan awal dengan AGK (eks gubernur) karena yang bersangkutan membahas terkait CSR. Olehnya itu sering waktu. Belakangan tahun 2023 sering berhubungan atau berkomunikasi dengannya.

"Tapi pembahasan CSR yang kita bahas itu. Ada spesifiknya, jadi karena waktu itu gubernur punya keinginan untuk meningkatkan SDM dokter di Maluku Utara," jelasnya.

Sambung Stevi, bahwasanya gubernur meminta bantuan ke perusahaan kami dalam bentuk beasiswa untuk dokter khususnya (mahasiswa).

Meskipun demikian, terdakwa Stevi juga dicecar pertanyaan oleh majelis hakim terkait kerap memberikan uang dollar dan sering dimintai bantuan uang dari gubernur. Stevi beralasan pemberian itu karena beliau minta babtu untuk biaya pengobatan. Dan apa yang diberikan piur uang pribadi bukan perusahaan.

Lebih lanjut majelis juga mempertanyakan kenapa uang yang dikasih ke gubernur tidak dalam bentuk rupiah, Stevi berujar karena hanya dollar yang ia punya.

"Kalau rupiah itu ribet yang mulai saya harus pergi ke bank dan segala macam. Uang yang saya punya hanya dollar dan itu banyak direkening," timpalnya.

Sambung Stevi, jika diingat uang yang diberikan itu awalnya 700 USD untuk biaya pengobatan jantung di salah satu rumah sakit di Jakarta, ada 3000 USD selanjutnya 2000 USD untuk biaya berobat gigi gubernur, dan beberapa lagi sudah lupa kalau totalnya itu 19.000 USD.

Permintaan uang itu jika diiyakan dirinya kata Stevi, bahkan hampir setiap Minggu, gubernur minta bantuan. Komunikasi itu lewat ajudan bernama Deden. Karena belakang semua komunikasi dirinya dengan gubernur lewat ajudannya.

Waktu pernah di WhatsApp Deden pesannya standar isinya dapat salam dari bapak (gubernur) posisi di Jakarta. Karena sudah ada peristiwa sebelumnya makanya pesan itu dikandung maksud minta uang.

"Karena sebelumnya ada jadi saya tau maknanya ini orang minta duit lagi," sebut Stevi.

Lebih lanjut, Stevi menuturkan yang bikin aneh karena komunikasi ia ke gubernur lewat ajudan nah, seingat dirinya Deden pernah minta duit atas nama gubernur waktu itu alasannya bapak mau berobat di rumah sakit. Singkatnya karena posisi ada di Obi kemudian berangkat di Jakarta langsung konfirmasi ke Deden bapak berobat di RS mana, katanya mau berobat di RS Abdi Waluyo.

"Karena gak enak ni, saya tanya Deden bapak dimana, bapak udah balik ke Ternate, oh iya soalnya bapak minta bantu buat berobat saya mau kasih, Deden bilang gini saja titip ke saya aja nanti dia (Deden) ke Ternate kasih ke bapak. Saya tanya lagi terus bapak kapan berobatnya Minggu depan," ungkap Stevi meniru percakapan dengan Deden waktu di Jakarta.

Menurut Stevi, apa yang di utarakan Deden ini cukup aneh kalau misalnya Minggu depan udah ke Jakarta berobat terus kenapa dia harus ke Ternate.

"Jadi lewat Deden tu hampir setiap waktu WA bilang dapat salam dari bapak minta duit berobat, saya jangan-jangan ini orang mau manfaat saya bawa-bawa nama gubernur," pungkas Stevi.

 (ier)


Reporter: Irfansyah
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT