HALTENG, OT-Warga Desa Waleh, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) siang tadi melakukan aksi penolakan hasil screening Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak Tahun 2021.
Pasalnya, salah satu Calon Kepala Desa (Cakades) Waleh dinyatakan tidak lolos, padahal hasil screning yang bersangkutan mempunyai nilai yang memenuhi syarat.
Salah satu warga Waleh, Rifki Alaudin mengatakan, 75% warga Desa Waleh menolak penyelenggaraan Pilkades di desa tersebut, Karena Kebijakan tim screening , dinilai sudah mengabaikan asas keadilan.
Menurutnya, tim screning terkesan dipolitisasi oleh orang-orang tertentu. Hal itu jelas setelah tim screening tidak meloloskan incumbent dalam Uji Kompetensi Cakades yang diselenggarakan oleh panitia Pilkades serentak.
"Kami merasa dirugikan dengan hasil itu. Bagaimana bisa incumbent tidak lolos, apalagi di desa Aaleh itu yang bakal calon hanya 5 orang. Jadi kalau panitia menggugurkan satu diantara 5 ini, maka Panitia Pilkades menabrak aturan, sebagaimana perintah Pasal 27 ayat (1-3) bagian keempat, tentang Penetapan dan Pengumuman Calon Kepala Desa. Ditambah lagi, bahwa tidak ada kejelasan tentang legitimasi panitia Pilkades dalam ketentuan tersebut," ucap Rifki saat dikonfirmasi, Minggu (27/6/2021).
Atas keputusan tim screening yang tidak meloloskan Cakades Atas nama Saiful Noho, maka masyarakat Waleh menolak hasil screening dan meminta kepada tim screening untuk segera meninjau kembali Ketetapan-ketetapan yang ada.
"Jika tidak, kami akan menolak penyelenggaraan Pilkades di Desa Waleh. Kenapa harus saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain, biarkan mereka bertarung, siapa yang punya basis massa terbanyak, maka dia yang sah secara demokratis," tegasnya.
"Katanya kita ini Fagogoru, tapi kenapa paras Fagogorunya kotor dan busuk seperti ini, seharusnya sebagai daerah yang memiliki pandangan hidup (Fagogoru), menjadikan Pilkades ini sebagai momentum demokrasi yang tumbuh subur tanpa ada potilisasi," katanya.(red)