Home / Indomalut / Halsel

Petugas P2TL di Halsel Disinyalir Manipulilasi Data Pemakaian Pelanggan Listrik

10 Januari 2018
Ilustrasi

HALSEL, OT - Sejumlah pelanggan PLN Rayon Labuha Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) mengeluhkan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) di wilayah Halsel yang dilakukan PLN Rayon Labuha dalam beberapa bulan belakangan ini.

Pasalnya, penertiban itu disinyalir ada permainan hingga merugikan para pelanggan. 

Salah satu pelanggan PLN di desa Tomori, Irwan, mengaku heran, karena dikenakan tagihan susulan biaya beban dan biaya pemakaian KWH,  setelah didatangi petugas P2TL yang melakukan pemeriksaan meteran listrik miliknya.

Setelah petugas PLN melakukan pemeriksaan, petugas langsung melakukan pemutusan jaringan dengan alasan, ditemukan pelanggaran berupa  pemakaian daya yang melebihi daya yang digunakan yakni diatas daya 900 VA.

"Memang aneh, petugas datang periksa meter dan langsung lakukan pemutusan dengan alasan kita gunakan daya 2200 VA, tidak sesuai dengan daya pelanggan 900 VA sebagaimana terdaftar di PLN, " terangnya. 

Para petugas PLN yang berjumlah sekitar empat orang itu, lanjut Irwan, kemudian langsung melakukan pemutusan dan meminta pihaknya untuk datang menyelesaikan tagihan biaya tambahan baru dilakukan pemasangan kembali. "Tambahan biaya tagihan P2TL sebesar Rp,596 ribu lebih," tandasnya.

Ditambahkan, selama ini pihaknya tidak pernah menggunakan melebihi daya meteran yang dimiliki yakni 900 VA. "Benar benar aneh, kan yang datang pasang meteran itu dari PLN, namun dibilang ada pemakaian daya diluar dari kapasitas daya yang dimiliki,  lantas siapa yang naikkan itu, " ujarnya heran.

Menurut Iwan,  meteran yang digunakan itu adalah meteran prabayar (token), karena itu sangat tidak mungkin jika kenaikan daya itu dilakukan pelanggan. "Meteran prabayar itu dikasih pindah saja harus dari petugas PLN,  sebab penutup meterannya saja dibuka langsung semua programnya hilang dan harus diprogram ulang oleh PLN, jadi aneh kalau kemudian pelanggan disalahkan, "tuturnya.

Dia mencurigai, ada permainan yang diduga dilakukan oleh petugas PLN sendiri,  sebab sebelum dilakukan pemutusan,  ada satu petugas PLN datang mengecek meteran miliknya.  Kemudian memasang segel P2TL warna hijau.  Anehnya petugas tersebut tidak memberikan penjelasan apapun dan langsung pergi.

Beberapa pekan kemudian,  ada petugas P2TL datang langsung melakukan pemutusan dan memasang segel P2TL warna merah. "kita juga tidak diberikan peringatan apapun sebelumnya. Tiba-tiba datang periksa langsung putus jaringan dan diminta datang ke kantor selesaikan biaya tagihannya dulu,"tandasnya. 

Irwan menambahkan, setelah diputus, dia lantas mendatangi kantor PLN,  kemudian menanyakan hal itu. Dari penjelasan salah satu petugas, ada kelebihan pemakaian daya, namun petugas tidak menjelaskan lebih detil penyebabnya serta kelebihan pemakaian daya itu berlangsung sejak dari kapan.

Petugas tersebut lantas menyerahkan struk administrasi untuk penyelesaian tagihan, "dia kemudian suruh bayar biaya tagihan itu di bagian loket baru buktinya diserahkan ke dirinya. Anehnya ketika bayar di loket justru disuru bayar langsung ke petugas yang bersangkutan yang sebelumnya meminta untuk bayar di loket pembayaran. Ini jadi aneh, "tandasnya. 

Sementara Manager PLN Rayon Bacan,  Samsul Gaus dikonfirmasi, tidak ada jawaban. Pesan singkat yang dikirim ke ponselnya juga tidak dibalas padahal ponselnya dalam keadaan aktif.
(red)


Reporter: Redaksi

BERITA TERKAIT