TERNATE, OT - Badan Pusat Statiatik (BPS) merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Ternate berada di peringkat pertana atau sangat tinggi diantara 10 Kabupaten dan Kota di Provinsi Maluku Utara.
BPS juga mencatat Pengeluaran Rill per Kapita Kota Ternate tahun 2025 berada di angka 14,945.
Secara umum, Kota Ternate bahkan melampaui Provinsi Maluku Utara dalam IPM sebagaimana rilis yang diterbitkan BPS Kota Ternate tahun 2025.
Sekretaris Daerah Kota Ternate, Dr Rizal Marsaoly, mengatakan capaian IPM Ternate ditopang tiga dimensi utama, yakni kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak.
Ketiga dimensi IPM, kata Sekda, menjadi pijakan utama dalam perencanaan pembangunan.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari arah kebijakan anggaran yang konsisten. “Capaian ini sangat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang dirumuskan dan dieksekusi melalui APBD,” kata Sekda, Selasa (23/12/2025) di Ternate.
Dia menyatakan, peningkatan IPM tahun ini juga merupakan hasil kolaborasi berkelanjutan Pemerintah Kota Ternate dengan berbagai lembaga pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya.
Meski menempati posisi teratas, Sekda menegaskan capaian tersebut bukan titik akhir dari upaya Pemerintah Kota Ternate.
Kata dia, Pemerintah Kota Ternate menargetkan peningkatan IPM secara bertahap dari kisaran 83 persen menuju 84 hingga 90 persen.
“Jawaban pemerintah tentu belum selesai. Ke depan kita akan menggenjot lebih kuat lagi agar IPM bisa terus naik, bahkan melampaui target jika memungkinkan,” ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah Kota akan tetap mengandalkan skema penganggaran melalui APBD yang berpihak pada penguatan pendidikan, layanan kesehatan, serta peningkatan standar hidup masyarakat. “Fokus pada tiga aspek itu akan terus dijaga konsistensinya setiap tahun,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Thamrin Marsaoly menyatakan, Pemkot Ternate memastikan berbagai program pembangunan akan terus disesuaikan setiap tahunnya.
Pemerintah optimistis IPM Ternate pada tahun 2026 setidaknya dapat dipertahankan pada angka yang sama. “Untuk 2026, kita optimistis bisa bertahan di angka itu. Di Ternate kampus cukup banyak, aktivitas ekonomi juga masih terjaga,” terangnya.
Meski demikian, dia mengaku masih adanya tantangan pemerataan pembangunan, khususnya antara pusat kota dan tiga kecamatan terluar, Batang Dua, Hiri dan Moti (BAHIM).
Salah satu fokus utama pemerintah adalah pemenuhan tenaga pendidik dan pembangunan infrastruktur dasar.
“Pemerataan ini yang paling penting itu infrastruktur dan guru. Di Batang Dua dan Moti memang masih ada kekurangan guru, dan itu sedang kita suplai, termasuk melalui skema PPPK paruh waktu,” ungkapnya.
Thamrin juga menambahkan, Batang Dua menjadi kecamatan dengan kebutuhan guru paling besar, dengan kekurangan sekitar 25 tenaga pendidik, yang saat ini sedang dalam proses pemenuhan.
Selain pendidikan, Pemkot Ternate juga mendorong penguatan ekonomi di wilayah pulau terluar berbasis potensi lokal.
Batang Dua diarahkan sebagai sentra perikanan dan pertanian, khususnya komoditas kelapa, sementara Moti difokuskan pada sektor perikanan dan pertanian rakyat.
“Batang Dua itu sentra perikanan dan pertanian. Kelapa sekarang harganya bagus dan menopang ekonomi masyarakat. Moti juga begitu, perikanan dan pertanian akan terus kita dorong. Ke depan, program-program pengembangan ekonomi di pulau terluar akan disusun oleh dinas teknis agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat setempat, sehingga pemerataan pembangunan dapat berjalan seiring dengan peningkatan kualitas hidup warga,” urainya.
(fight)







