SANANA, OT- Protes warga Kecamatan Sula Besi Barat (Sulbar), Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara (Malut) atas kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepsul dengan menyandera peserta lomba Laka Gabalil.
Aksi itu dilakukan pada peringatan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan Negara Republik Indonesia (RI). Dimana warga Sulbar bersama Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Sula Barat (HIPMA-SULBAR) mencegat peserta Lomba Laka Gabalil saat melintasi jembatan penghubung antara Desa Kabau Pantai dan Kabau Darat, Sabtu (17/8/2019).
Aksi warga Sulbar tersebut bagian dari sikap protes terhadap Pemda Sula terutama Bupati Hendrata Thes yang dinilai berbohong pada warga dalam aspek pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah Sulbar.
"Ini bagian dari sikap protes kami terhadap Pemkab Sula yang tidak sedikit pun hiraukan nasib warga Sula Barat, terutama pada aspek infrastruktur jalan. Jalan lintas Sula Barat terutama di Lida Mantua sudah menelan setidaknya 4 korban meninggal dunia,"kata Ketua HIPMA-SULBAR, Irwan Fokatea.
Alhasil, tak satu pun peserta Laka Gabalil yang lolos melintasi di atas jembatan. Amatan wartawan, peserta Laka Gabalil terpaksa menggunakan perahu yang disediakan pemerintah desa setempat. Sebab, puluhan warga dan HIPMA-SULBAR sudah tumpa ruah di sepanjang jembatan yang panjang kurang lebih 100 meter itu.
Bahkan secara tegas warga "haramkan" kegiatan Pemkab yang tak bermanfaat bagi warga yang dilakukan di Kecamatan Sulbar."Haram bagi kami jika kegiatan pemkab yang tidak bermanfaat untuk desa dan kecamatan Sulabesi Barat melintasi jembatan ini. Lagi pula kondisi jembatan sangat tidak layak untuk lentasi banyak orang,"ucap, Murid Umamit, Tokoh Masyarakat Kabau.
Dijelaskan, jembatan tersebut murni hasil keringat warga Kabau dan tidak ada satu pun sumbangsi dari Pemkab Sula. "Ini murni swadaya masyarakat, pemerindah desa serta aparat keamanan yang saat itu bertugas di Kecamatan Sula Barat. Bukan dari Pemda. Tiang beton jembatan dipungut dari warga desa Kabau Pantai dan Kabau Darat,"tegas Murid.
"Karena itu, selaku tokoh masyarakat, saya mewakili warga Sula Barat umumnya dan warga desa Kabau sangat mendukung dengan aksi protes adik-adik mahasiswa asal Sula Barat ini,"tambah Murid.
Lebih lanjut, Murid juga menyentil terkait pernyataan salah satu oknum yang menyatakan jembatan tersebut hasil buah tangannya saat KKLI di Desa Kabau beberapa tahun lalu."Selaku tokoh masyarakat, saya menolak keras klaim tak berdasar yang disampai oknum tersebut. Mereka (makasiswa) KKLI harus bersyukur karena dengan dukungan masyarakat laporan mereka bisa selesai. Buah tangah mereka pun sudah tidak ada lagi. Karena sudah rusak dan direnovasi kembali oleh warga. Jadi kami menolak keras soal itu," pungkasnya.(red)