Home / Nusantara

Aliansi Kerukunan Umat Beragama Kecam Tindakan Pendangkalan Akidah Di Malut

26 Februari 2019
Sekretaris KNPI Tidore Abdullah Jumati

TIDORE, OT- Gabungan Aliansi Kerukunan Umat Beragama (AKUB) Kota Tidore Kepulauan yang di dalamnya tergabung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pemuda Adat (PEDA) Tidore, mengecam tindakan Aliansi Barokah yang melakukan aktivitas untuk memurtadkan siswa di Morotai dan Tidore.

Hal ini disampaikan Sekretaris KNPI Tidore, Abdullah Jumati melalui press rilis ke Media Indotimur.com, Selasa (26/2/2019). Kata dia, Aliansi Kerukunan Umat Beragama mengecam tindakan yang dilakukan sejumlah organisasi yang mengtasnamakan kegiatan sosial yang berdampak pada memurtadkan siswa yang beragama Islam di sejumlah daerah di Maluku Utara (Malut).

Menurutnya, ini tindakan yang tidak baik dan tidak etis yang dilakukan agama lain dengan cara yang tidak manusiawi untuk melakukan aktifitas keagamaan di anak Sekolah Dasar.

"Tindakan yang dilakukan ini sudah memecah intoleransi antar umat beragama yang ada di Maluku Utara, karena misi misionaris yang dilakukan sejumlah kelompok ini sangat mengganggu kenyamanan dalam beragama apalagi tindakan yang dilakukan terhadap agama Islam," cecar Abdullah.

Kata dia, Aliansi Kerukunan Umat Beragama menganggap instansi pemerintah tidak tanggap terhadap aktifitas organisasi di wilayahnya, karena terbukti semua instansi lalai dan kejadian ini bisa berlangsung di sejumlah daerah.

"Pemerintah harusnya menjadi penengah dan penjaga Kerukunan Antar Umat Beragama, sebab dengan lalai dan membiarkan maka yang terjadi hal seperti ini, sehingga instansi pemerintah harus lebih jelih untuk memverifikasi organisasi yang masuk di daerah," ungkapnya.

Lanjut dia, organisasi daerah yang sudah terdaftar nasional saja, Instansi Pemerintah masih memverifikasi, tetapi ini organisasi daerah yang tidak jelas melah diberi izin beraktivitas di wilayah Maluku Utara.

Ketua HMI Tidore Ahmad Ayub menyayangkan sikap pengecut yang dilakukan sejumlah orang dengan mengatasnamakan sosialisasi dengan cara sosial di sejumlah wilayah di Malut sangat membuat umat Islam resah dan marah.

Kata Ahmad, dengan memberikan makanan berupa biskuit dan kopi di Kota Tidore sangat berdampak dengan merusak keyakinan agama Islam di Tidore, apalagi di Maluku Utara merupakan daerah paska konflik yang akan berdampak pada intoleransi umat beragama.

Sementara, Ketua Pemuda Adat Tidore Abdurahman Abubakar mengutuk tindakan pengecut yang dilakukan agama lain dan menyesatkan agama islam dengan cara- cara yang tidak etis yang dilakukan di wilayah Maluku Utara terutama di Morotai dan Kota Tidore.

"Kesultanan Tidore sudah sangat toleran dengan memberikan kesempatan kepada agama lain untuk menyebarkan agama di wilayah jajahannya, akan tetapi yang dilakukan sejumlah orang di wilayah Malut ini sangat mengganggu toleransi beragama," tegas dia.

Lanjutnya, tindakan memurtadkan siswa Islam ini tidak bisa dianggap biasa, sebab ini tindakan yang tidak etis dan tidak bermoral yang dilakukan sejumlah orang dengan atas nama yayasan.

Aliansi Kerukunan Umat Beragama meminta kepada pihak yang berwajib terutama Polda Maluku Utara, Polres Tidore dan Polres Morotai untuk segera menindak dan memproses sejumlah orang yang terlibat dalam kegiatan yang bernuasa SARA di wilayah Malut .

Sebagai bentuk tindak lanjut pernyataan maka Aliansi Kerukunan Umat Beragama akan melakukan aksi damai dengan meminta pernyataan seluruh stakeholder atas kejadian yang terjadi di wilayah Maluku Utara.(Rayyan)


Reporter: Rayyan

BERITA TERKAIT