Home / Ekonomi / Bisnis

Jelang Nataru, TPID Ternate Gelar Rapat Koordinasi Kendalikan Inflasi

21 Desember 2023

TERNATE, OT – Untuk pengendalian inflasi jelang natal dan tahun baru 2024, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate menggelar rapat koordinasi (rakor) pada Kamis, (21/12/2023), di aula Baabullah kantor Wali Kota Ternate.

Rapat yang dibuka Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman turut dihadir unsur Forkopimda Kota Ternate, pihak Bank Indonesia, para agen dan distributor, asosiasi pedagang serta unsur terkait lainnya.

Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman dalam arahannya mengatakan, inflasi merupakan salah satu Indikator penentu keberhasilan pembangunan ekonomi, dengan tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi menurun terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan, laju inflasi yang tinggi juga akan memberikan dampak terhadap peningkatan kemiskinan.

“Ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh pemerintah guna pengendalian inflasi dan untuk mencapai target sasaran inflasi sebesar 399 dengan deviasi sebesar 196 ini sesuai dengan PMK Nomor 101/PMK.010/21 tentang sasaran Inflasi tahun 2022 sampai dengan tahun 2024, hal ini tentu perlu dukungan komitmen yang kuat dari semua pihak,” katanya.

Menurutnya, berdasarkan pantauan selama 5 tahun terakhir, disetiap momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) inflasi Kota Ternate selalu menunjukkan kenaikan tak terkecuali menjelang Natal dan tahun baru 2024 yang umumnya terjadi peningkatan permintaan dan berpotensi memicu gejolak harga kebutuhan pokok di Pasar.

 

“Fluktuasi harga yang terjadi tersebut umumnya disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan permasalahan distribusi. Menyikapl kondisi demikian, kiranya kita tetap perlu mencermati bersama ketersediaan komoditas utama penyumbang inflasi, agar tetap dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau pada fase menjelang Natal dan Tahun Baru 2024,” ungkapnya.

Dikatakan, dalam rangka menjaga stabilisasi harga pangan diharapkan TPID Kota Ternate untuk fokus antisipasi peningkatan inflasi yang mengacu pada “Strategi 4K”, diantaranya Pelaksanaan Rindang (Tanam Rica dalam Kampung) Ternate atau urban farming yang berkolaborasi dengan komunitas dan 5 keluarahan ini telah bergulir hingga tahap ke-3 di mana masyarakat sudah bisa membuat bibit sendiri sekitar 1000 pohon bibit.

“Hal ini merupakan sebuah upaya untuk penguatan ketahanan pangan strategis di level rumah tangga dan langkah untuk membangun awareness masyarakat untuk turut berkontribusi terhadap pengendalian inflasi dengan cara yang paling mudah diadaptasi,” sebutnya.

Selain itu kata Wali Kota, pelaksanaan Sidak Pasar sebagai bentuk pemantauan harga komoditas pangan strategis. Kegiatan akan dilaksanakan pada sepanjang akhir tahun ini di beberapa titik pasar. Dan TPID Kota Ternate lanjut Wali Kota, tercatat telah melakukan operasi pasar/pasar murah di beberapa titik kota. Kegiatan tersebut terlaksana melalui beberapa pola sinergi antar instansi dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) Dinas Ketahanan Pangan, program SPHP Bulog, program NASI PULO (Layanan dan Sinergi Penukaran Uang Rupiah Bersama Bulog), serta program Pasar Serba Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).

Selain itu, Perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) Intra dan Antar Provinsi sebagai upaya menjaga ketersediaan pasokan pangan strategis di Kota Ternate. Terkait ini, TPID Kota Ternate telah melaksanakan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota Ternate dengan Pemerintah Kabupaten Bima untuk komoditas Bawang Merah secara Goverment to Goverment (G2G) dan Business to Business (B2B) dengan Pedagang Kluster Bawang Merah di Kabupaten Bima. Bahkan, TPID Kota Ternate juga telah melaksanakan penandatanganan MoU antara Pemerintah Kota Ternate dengan Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan untuk komoditas Aneka Ikan secara Goverment to Goverment (G2G) di Kota Ternate.

“Penguatan digitalisasi data pangan melalui kolaborasi antara RRI dengan Pemerintah Kota Ternate lewat penyiaran iklan layanan masyarakat berupa informasi harga pangan terkini yang disampaikan setiap pagi hari. Penguatan koordinasi dan komunikasi antara pemerintah provinsi dan kota/kabupaten dan pelaku usaha serta petani dalam bentuk platform digital Whatsaps Group sebagai upaya pengendalian inflasi. Selain itu, TPID Kota Ternate aktif menyelenggarakan High Level Meeting dan rapat koordinasi untuk merancang strategi pengendalian inflasi berdasarkan perkembang inflasi Kota Ternate terkini,” jelasnya.

Orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kota Ternate itu berharap pertemuan ini akan menghasilkan langkah-langkah sinergis dan kolaboratif yang konkret, yang segera bisa dilaksanakan, dan segera tampak hasilnya guna memastikan Inflasi ke dalam rentang target sasaran tahun 2023 yakni 3 persen 1 persen,” terangnya.

Sementara Pj. Sekda Kota Ternate yang juga Ketua TPID Abdullah H. M. Saleh mengatakan, pada November 2023 Kota Ternate mengalami Inflasi tahunan / year on year sebesar 3,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,29. Angka ini kata dia, masih cukup tinggi karena berada di 10 besar dari 90 kota perhitungan inflasi di Indonesia. Tingginya inflasi ini kemungkinan masih akan terjadi hingga Februari 2024.

Dikatakannya, faktor penyebabnya adalah karena Kota Ternate bukan daerah produsen atau penghasil beras. Sementara musim panen nasional diprediksi baru terjadi pada periode Maret April 2024, sehingga ada resiko harga beras ini masih akan naik hingga bulan Februari.

Dan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan kebutuhan pokok masyarakat dan kecenderungan peningkatan harga menjelang natal dan tahun baru 2024 lanjut Pj. Sekda, perlu dilakukan beberapa langkah sinergis, responsif dan tepat sasaran dalam menyikapi potensi inflasi serta selalu berpedoman pada “Strategi 4K”, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.

 (fight)


Reporter: Gibran
Editor: Redaksi

BERITA TERKAIT