Home / Opini

PUSARAN HMI DALAM MENJEMPUT KEMATIANNYA

Oleh: Mohammad Fafat Joisangadji (Pengurus BPL PB HMI)
31 Agustus 2019
Mohammad Fafat Joisangadji

DIDIRIKAN pada 5 Februari 1947, HMI bukan organisasi yang dapat dikatakan muda lagi. Kiprahnya dalam mewarnai kehidupan umat dan bangsa telah membuktikan organisasi ini cukup berguna bagi Indonesia. Minimal, ada jasa yang diberikan pada tanah airnya.

Kadernya progresif, militan, tahan pukul, jago bersilat lidah, dan konsumen setiap penjual buku. Ya, anggota HMI dikenal sebagai sekumpulan anak-anak muda yang terorganisasi rapi, membentuk pribadi yang siap kapan pun turun ke jalan menyongsong perubahan. Tidak hanya menyongsong perubahan, menggotong nasi bungkus pun siap.

"Manusia tetaplah manusia setiap detik, ide, kemauan, dan komitmen selalu berubah seiring berjalannya waktu. Tradisi idealisme, kajian, diskusi, bakti sosial, rela mati demi kebenaran, dan membicarakan ide-ide besar perubahan tidak lagi menjadi kultur mutlak. Kader HMI juga manusia, punya khilaf dan lalai".

Kalau anak muda di luar sana asyik pacaran dan suap-suapan mesra di restoran, kenapa kader HMI mesti diskusi sepanjang malam sampai pagi? Toh sekeras apa pun mereka berpikir, negeri ini tetap dirusak oleh pejabat yang kebal hukum. 

Sekencang apa pun mereka mengkritik rezim, tidak ada gunanya bila media telah bersekutu dengan penguasa. Demo hanya sekadar gonggongan hampa, tidak ada yang memberitakan. Kalau pemuda lain sibuk main game di ponsel, kenapa kader HMI mesti tidak tidur sepanjang malam demi mendengarkan seniornya mengulas filsafat. 

"Toh sedalam apa pun analisis mereka, bangsanya tetap carut-marut dipermainkan politisi kotor haus uang. Kalau kehidupan tidak bisa diselamatkan dari kehancuran, kenapa sekelompok kecil orang mesti berkorban dan sok jadi pahlawan?

Tiap tahun, ada puluhan ribu mahasiswa mengikuti Latihan Kader I. Ada yang ikut karena ingin tahu, terculik, terkelabui, dan ikut-ikutan. Beberapa lagi ada yang ikut secara sadar, entah sadar karena nama HMI laku untuk dicantumkan di daftar riwayat hidup kelak ketika melamar kerja, atau benar-benar ingin berproses di HMI.

Dan dalam perjalan panjang HMI berdiri sampai sekarang ini kurang lebih sudah berusia 72 tuhan di bangsa ribuan pergorban dan perjuangan untuk mempertahankan demi menjaga HMI Berjaya. Namun tak disangka bahwa dari periode kepengurusan ke pengurusan mengalami perubahan yang sangat amat dramatis, untuk dilihat karena banyak orang yang memanfaatkan HMI, agar bisa mengeruk dan mencari keuntungan dalam memperkaya diri demi kepentingan pribadinya. 

Ketika kepentingan pribadiny sudah terpenuhi maka apanya akan terjadi setelah dia mengakhiri dirinya dengan menjelang kongres dan pergantian kepengurusan yang baru.

Menjadikan HMI sebagai bantu loncatan untuk membangun akses jaringan pribadinya  dan bisa memperjual belikan atau mengadaikan himpunan ini dengan memcari keuntungan dalam menjalankan roda mekanisme organisasi, dan mulai kita bisa lihat yang terjadi belakangan ini di dalam setiap kali ganti kepengurusan di HMI.

Dalam beberapa kepengurusan belakangan ini HMI mengalami kemunduran dan kehilangan arah dalam menjalankan tujuan daripada misi organisasi yang kita ketahui tertera pada tujuan HMI Pasal 4 termaktum dalam anggaran dasar (AD). Bagaimana misi dan tujuan HMI mau berhasil atau tercapai ketika kita lebih mementingan kepentingan pribadi dan egoism yang kita kedepankan. 

Pada hal semua kader HMI tau bahwa organisasi ini adalah organisasi perkaderan, perjuangan, berasaskan islam, dan bersifat independen. Namun saya mau ingatkan kepada kita semua selaku kader HMI harus membuka mata bahwa sekarang ini yang junjung tinggi soal independen namun tidak berarti lagi karena hari orang yang merusak hari ini, bukan orang diluar kelompok kita namun kerusakkan HMI berasal dari orang dalam.

Apakah kita diajarkan untuk mengadaikan independensi organisatoris kita.? Atau bagaimana.? yang setau saya dan kader HMI yang berkecimpun dalam oranisais ini kami benar-benar tahu bahwa ketika ada orang ingin mengadaikan independensi organisatoris ini maka sudah seharusnya di pecat, entah itu dia adalah Ketua Umum PB HMI, Ketua Umum  Badko, Ketua Umum Cabang, dan bahkan Ketua Umum Komisariat maka harus mendapatkan sanksi organisasi yaitu yang berunjung pada pemecatan dari jabatannya selaku ketua umum.

Ketika itu terjadi semua maka samksi organisasi di HMI harus diberlakukan untuk menjaga nama baik HMI dan menjaga Independensi organisatoris. Dan wacana hari ini adalah ketika ketua umu PB HMI, ketua umum badko, ketua umum cabang atau ketua umum komisariat melakukan sebuah tindakkan yang bertentangan dengan Konstitusi HMI.

Ketika melakukan perbuatan yang tercelah yaitu, seperti tindakkan Asusila atau Amor dan ada buktinya dan melanggar aturan main di organisasi yang jelas-jelas telah mencoreng nama baik Himpunan yang kita semua cintai ini dan melanggar aturan organisasi yaitu konstitusi yang berupa Anggara Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD&ART). Maka dari itu dia harus di pecat dari jabatannya entah di ketua umum PB HMI, ketua umum badko, ketua umum cabang, dan ketua umum komisariat harus mendapatkan ganjaran yang setimpal berdasarkan aturan Main organisasi.

Kejadian seperti ini yang bisa membuat atau memecah belah HMI menjadi dualisme dalam kepengurusan dan berefek mulai dari tingkatan PB HMI, Badko, Cabang, dan bahkan turun sampai pada tingkatan Komisariat pun ikut terbelah menjadi dualisme. Dan ini berefek dalam proses perekrutan kader atau anggota yang ingin bergabung di HMI, menjadi ketakutan saya yang Pertama. "Anomi orang untuk empati ingin masuk HMI akan berkurang karena ada permasalahan besar yang terjadi. Kedua adalah orang akan berprespektif atau berpandangan bahwa ketika masuk HMI kita ahlaq dan moral akan rusak kenapa mengajarkan tentang hal-hal yang tidak baik.

Kritik, saran, dan solusi dari saya selaku seorang penulis. Bahwa harus secepatnya mengambil sebuah langkah yang bijak untuk kita semua sebagai kader HMI, mengembalikan citra dan nama baik HMI untuk menjaga tras kepercaya Pablic agar nanti dengan sendirinya orang akan sadar tidak terus menerus memikirkan kejelekan tentang HMI lagi. Tidak beberapa lama lagi kita diperhadapkan dengan sebuah momentum besar dalam dua tahun sekali pesta demokrasi HMI yaitu Kongres di mana ajek silaturahmi sesame kader senusantara semoga ketika nantinya menjelang masa pergantian kepengurusan lama ke kepengurusan berikutnya akan bisa lebih baik lagi. Dan ketika berjalan 

Kongres nanti setiap peserta delegasi dari masing-masing cabang harus bisa atau membaca konstalasi calon-calon kandidat yang mempunyai konsep dan gagasan untuk memperbaiki citra nama baik agar mengembalikkan citra kepercayaan publik terhadap HMI.(ier)


Reporter: Irfansyah

BERITA TERKAIT