Home / Opini

Market Place Digital sebagai alternatif Bangkitkan UMKM di Maluku Utara

Oleh: Sri Rahayu de Gorie
25 November 2020
Sri Rahayu de Gorie Mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate.

Mencermati perkembangan ekonomi nasional (tentu juga dunia) akibat dilanda pandemik covid 19, turut menyeret pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya UMKM di provinsi Maluku Utara ke titik nadir yang mencemaskan. 

Pemdapatan UMKM mengalami pukulan bertubi-tubi dari efek pandemik yang tak jelas batasnya. menurunnya omset per bulan, terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara terpaksa (bukan sepihak) dengan karyawan karna omzet menurun drastis bahkan sampai  gulung tikar. 

Di tengah teror wabah yang belum jelas ujung usainya. pemerintah mestinya hadir memberi kepastian dan jaminan keberlangsungan ekosistem pergerakan modal untuk menstimulasi pasar. Yang terjadi justru Banyaknya keluh kesah dari pelaku UMKM yang menganggap pemerintah kurang perhatian  baik dari aspek pembinaan, pemberdayaan, dan pengembangan. 

 

Ironis sekaligus miris. padahal  UMKM satu-satunya usaha yang berbasis komunitas punya peran besar dalam mengakselerasi pasar yang lesu dan mampu menopang perekonomian nasional. Tetapi diperlakukan seolah-seolah hanya sebatas pelengkap data statistik dalam membaca angka-angka. Ekonomi tidak melulu soal angka-angka, ada manusia-manusia yang berjibaku melampaui angka-angka statistik demi menyambung hidup. 

Berkaca dari krisis monoter tahun 1998 dan krisis keuangan global pada tahun 2008, ketika perusahaan besar banyak yang tumbang, justru  UMKM yang tampil sebagai penyelamat dan menjadi motor penggerak perekonomian nasional.

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat transaksi penjualan online dan e-commerce tahun 2020 mencapai nilai Rp 446,75 triliun atau meningkat hingga 400%. dibandingkan transaksi pada tahun 2017 lalu. peningkatan ini merupakan indikator bahwa kedepannya peran teknologi digital akan semakin dominan bagi masyarakat.

Profil UMKM di Indonesia terdiri atas kluster besar, yaitu kluster produsen usaha dagang, dan jasa. produsen umumnya memproduksi aneka makanan dan minuman seperti mie, kue basah, bakso, tempe, tahu dan lain-lain. termasuk aneka sandang seperti pakaian, batik, tas, sepatu, mabel, dan industri kreatif lainnya.

Usaha dagang mencakup pedagang kaki lima, restoran, kafe, catering, aneka warung, kuliner, toko pakaian, toko sembako, dan lain-lain. seedangkan usaha jasa (servise business) seperti transportasi online, travel wisata, dan umroh perdagangan barang atau jasa, bengkel, logistik, sslon, babershop, dasain, percetakan dan lain-lain. 

Upaya meningkatkan kemampuan UMKM salah satunya adalah dengan digitalisasi UMKM dan terus menjalankan aktivitas bisnisnya dan memperoleh keuntungan di tengah pandemi covid 19. 

Bank Indonesia telah berkontribusi dalam pembinaan, pengembangan UMKM dan mengajak kaum milenial untuk terlibat dalam pengembangan UMKM yang ada di Maluku Utara dan Komunitas GenBI (Generasi Baru Indonesia) adalah kelompok milenial yang diberikan edukasi dan survei mengenai UMKM di Maluku Utara.

Dengan mengajak masyarakat melek teknologi dan pemanfaatan platfrom digital oleh pelaku UMKM berpotensi meningkatkan kinerja perdagangan di Maluku Utara. dan juga salah satu terobosan baru dengan memanfaatkan aplikasi pemasaran seperti  pasarternate.com, Shopee, Bukalapak, dan Tokopedia. yang menggabungkan seluruh UMKM yang berada di Maluku Utara dalam aplikasi tersebut, yang menjual produk, menawarkan kemudahan dalam membeli dan hanya memodalkan gadget dengan segala kepraktisan di era digitalisasi.

Di Maluku Utara ada banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagian kuliner makanan khas daerah, fashion, batik tematik dan olahan rempah yang ada di Maluku Utara. Dan jangan lupa bagian penting dari produk  yang menjadi daya tarik UMKM  kuliner adalah kemasan (packaging). packaging adalah kunci dari pintu masuk pasar yang didominasi generasi milenial atau biasa disebut generasi tampilan. Karna itu kemasan harus dibuat sekreatif mungkin pada produk agar menjadi daya tarik pembeli dalam daerah maupun dari luar daerah.

Sebagai catatan akhir, untuk mengoptimalkan UMKM yang ada di Maluku Utara, perlu adanya edukasi masyarakat untuk melek teknologi, mengajak milenial berkontribusi dalam UMKM, dan melakukan pembinaan dan pengembangan UMKM untuk menjalankan roda perekonomian yang ada di Maluku Utara.

 (penulis)


Reporter: Penulis

BERITA TERKAIT