Home / Berita / Pendidikan

Dispen Ternate Kumpulkan Kepsek SD Dan SMP Se-Kota Ternate, Ada Apa?

15 April 2019
Suasana Rapat Dispen Kota Ternate Bersama Kepalah Sekolah SMP SD Di Gedung Allah

TERNATE,  OT -  Jelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Dinas Pendidikan (Dispen) Kota Ternate, mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah tingkat dasar (SD) dan tibgkat menengah (SMP) di aula kantor Dispen Ternate.

Pertemuan yang melibatkan Kepsek SD dan SMP se-Kota Ternate itu, untuk membicarakan persiapan USBN sekaligus rencana dzikir dan sholat Dhuha yang dilaksanakan sebelum USBN.

Kepala Dispen Ternate, Ibrahim Muhammad, saat ditemui indotimur.com Senin (15/4/2019), mengatakan, pertemuan ini dilaksanakan untuk membahas rencana dzikir bersama dan sholat Dhuha menjelang UNBK tingkat SMP dan USBN tingkat SD. 

Kata dia, kegiatan dzikir bersama dan sholat dhuha  ini, dijadwalkan berlangsung pada hari Kamis atau Jumat pekan ini, "lokasinya rencananya dipusatkan di lapangan Salero atau masjid Al-Munawar," ujar Kaspen Ibrahim Muhammad seraya menyebut, kegiatan ini juga dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, menyongsong peringatan hari Pendidikan Nasional sekaligus menjemput ujian UNBK dan USBN.

Pada pertemuan tersebut, Kadispen juga menyampaikan sejumlah ikhtiar kepada Kepsek dalam menghadapi UNBK dan USBN, "segera mempersiapkan pernyataan orangtua khusus SMP surat pernyataan tersebut, menerangkan bahwa pihak orangtua memberikan jaminan kepada anak-anak mereka tidak akan melakukan tradisi corat-coret, kemudian tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji pada saat pengunguman hasil ujian nanti, seperti pesta-pesta atau kegiatan hura-hura," tandasnya.

Dia bahkan meminta pihak Kepsek untuk menambahkan diktum perjanjian tersebut dengan sangsi, jika ada orang tua atau siswa yang melanggar pernyataan tersebut, "pernyataan tersebut,  minimal diktumnya menjelaskan bahwa, jika anak-anak kedapatan melakukan hal-hal yang tidak terpuji maka ijazah yang bersangkutan akan ditahan selama tiga bulan," tegasnya.

Meski demikian, Ibrahim mengaku, kebijakan tersebut masih bersifat perencanaan, "karena dalam pikiran saya minimal ada diktum yang harus mengikat orangtua, sehingga anak-anak pasca ujian dan mendengarkan hasil kelulusan mereka tidak membuat eforia diluar koridor," harapnya. (ded)


Reporter: Dedi Sero Sero

BERITA TERKAIT