Home / Nusantara

Ini Empat Program CSR Harita Nickel Untuk Masyarakat Lingkar Tambang

19 Februari 2019

HALSEL, OT- Harita Nickel yang terdiri dari PT Trimegah Bangun Persada, PT Gane Permai Sentosa  dan PT Megah Surya Pertiwi adalah perusahaan pertambangan dan pemurnian Nickel Ore yang beroperasi di Pulau Obi,  Kabupaten Halmahera  Selatan, Maluku Utara (Malut), saat ini sedang menjalankan empat program unggulan melalui  Corporate  Social  Responsibility (CSR).

Keempat program CSR untuk masyarakat lingkar tambang, yaitu program dibidang Pertanian, Pendidikan, kesehatan dan listrik. “Sebagai  penambang  yang  bertanggung  jawab,  memperhatikan  aspek  lingkungan saja tidaklah cukup, Harita Nickel juga berdedikasi untuk memperhatikan aspek sosialnya, terutama masyarakat lingkar tambang,” ujar Manager  Site  CSR Harita Nickel, Malakias  Martono. 

Kata dia, Harita Nickel berkontribusi dan berjuang dalam pemberdayaan masyarakat menuju masyarakat yang sejahtera.  Untuk itu, melalui  program  CSR  unggulan  Harita  Nickel  berupa Program  Pendidikan,  Listrik, Kesehatan dan Pertanian serta banyak program  lainnya. 

Menurutnya, Harita Nickel  mulai mengubah  paradgima  program-program  CSR  ini  dari  sumbangan  kepada  masyarakat  menjadi  pemberdayaan  masyarakat.  “Diharapkan  melalui  program-program  ini,  Harita  bisa  mendidik masyarakat menuju masyarakat yang lebih mandiri,” harapnya.

Dikatakannya, program CSR dibidang pendidikan, Harita Nickel  juga  tetap aktif dalam  kontribusi  pengembangannya. Harita Nickel melihat  kebutuhan  yang  sangat mendalam  dalam  aspek  infrastruktur sekolah  dan  juga kualitas serta kuantitas pengajar  di  Desa. 

Maka dari itu , Harita  telah berkontribusi  banyak dalam  pengadaan  gedung ruang kelas dan perpustakaan desa. “Dalam aspek pengadaan guru, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Harita telah membawa 4 guru tambahan guna mengajar di SD Kawasi. Lalu sejak tahun lalu, Harita juga  bekerjasama  dengan  vendornya  Provisi  Education  untuk  pengadaan  program  pelatihan  guru untuk  transisi  dan  pengadopsian  Kurikulum  2013  (K13),” jelasnya. 

“Harita Nickel pastikan anak-anak  mendapatkan  pendidikan  yang  terbaik,  dan  itu dimulai dari melatih guru-gurunya,” ungkapnya.

Selain dibidang pendidikan, lanjut Malakias, setelah beberapa bulan terakhir ditelan kegelapan karena lima genset yang diberikan perusahaan rusak, sebab tidak dijaga dengan baik oleh masyarakat, kini listrik desa sudah dinyalakan kembali. Harita Nickel telah mempersiapkan 2 Genset baru dengan kapasitas 380 Kva.

“Masyarakat diberikan listrik dengan bantuan  subsidi  bagi  rumah-rumah  dengan  kapasitas  450  Watt  diberi  bantuan  sebesar  100%, kapasitas 900 Watt dibantu  50%, dan kapasitas 1300 Watt dibantu  25%,” ujarnya.

Diharapkan lewat program ini bisa mendidik masyarakat untuk gotong royong dalam membangun desa terang dan mandiri. 

Sementara Chief Deputy Exrel dan CSR Harita Nickel, Alexander Lieman menambahkan, selanjutnya program dibidang kesehatan. Harita  Nickel  juga  memastikan masyarakat  desa  bisa mendapatkan  akses  obat-obatan,  tenaga medis,  dan  edukasi-edukasi  mengenai  hidup bersih  dan  sehat.  Maka  dari  itu, perusahaan memastikan  akses  untuk  masyarakat  bisa  berobat  ke klinik  perusahaan  selalu terbuka lebar. 

“Terlebih  lagi  perusahaan  selalu  siap  mendukung  dengan  ambulans  dan  speedboat  apabila masyarakat  ada  yang  butuh  bantuan  medis  dalam  keadaan  darurat.  Diluar  itu,  perusahaan  juga bekerjasama dengan puskesmas untuk melakukan penyuluhan dan check-up bulanan masyarakat,” katanya. 

“Kita tidak  boleh  memanjakan  masyarakat  dan  menjerumuskan  mereka.  Kita  harus  bisa  mendidik  dan mempersiapkan mereka untuk menjadi desa yang mandiri. Dan itu dimulai dengan belajar membayar iuran  tetapi  untuk  mendukung ini kami juga bantu dengan bentuk subsidi,” tegas Alexander.

Selanjutnya pengembangan  program  Pertanian,  Harita  Nickel  membuat  sebuah  kompleks pembelajaran pertanian.  Harita  Nickel  bekerjasama  dengan  masyarakat  desa  dalam  pengadaan  lahan  untuk digunakan  bagi  para  ibu-ibu  di  desa  untuk  bercocok  tanam.  “Ibu-ibu  ini akhirnya  membuat  sebuah Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ora et Labora,” ujar staff CSR Harita Nickel selaku PIC program Pertanian, Yuliawan Prasiska

Melalui program pertanian ini, kata dia, KUB Ora et Labora, berhasil  melewati  beberapa  siklus  tanam  menghasilkan  cabai,  kangkung,  terong,  kacang  panjang, kacang  tanah,  kacang  hijau,  jagung  manis,  blewah,  labu,  dan  semangka  sejak  pertama  beroperasi sampai  sekarang. 

“Program  ini,  ibu-ibu  Horimoi  bisa  mendapatkan  pemasukan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan diinvestasikan lagi,” katanya.

Yuliawan mengatakan, dengan berjalannya program ini, Harita Nickel berhasil melipat gandakan penghasilan KUB Ora et Labora dari sekitar Rp 1 Juta Rupiah di awal program sampai  sekarang  sekitar  Rp 4  Juta  Rupiah  per  Bulan. 

“Per  Febuari  2019,  KUB  Ora  et  Labora  telah mengakumilasi sekitar 17 Juta Rupiah. Dan diharapkan penghasilan per bulan akan terus naik. “Dinas Pertanian  Halsel  pun juga sudah melihat  perkembangan program  ini  dan  juga  berkontribusi dengan memberikan traktor kecil untuk pengembangan program ini,” terangnya. 

 (red)


Reporter: Fauzan Azzam

BERITA TERKAIT