HALSEL, OT-Harita Nickel yang terdiri dari PT Trimegah Bangun Persada, PT Gane Permai Sentosa dan PT Megah Surya Pertiwi, saat ini menyiapkan lahan seluas 80 hektar untuk membangun smelter baru dengan menyiapkan investasi sebesar US$ 650 juta.
Deputy Head Exrel dan CSR , Alexander Lieman kepada wartawan mengatakan, Smelter baru ini akan bisa memproses Ore Nickel dengan kadar rendah yang selama ini tidak bisa dimanfaatkan oleh smelter di Indonesia. “Smelter baru ini akan menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai produk akhirnya,” jelasnya.
Kata dia, management perusahaan sangat berharap dengan datangnya investasi baru ini juga akan membawa pengembangan bagi pembangunan daerah, baik dalam bentuk pajak dan juga dalam bentuk resapan tenaga kerja di daerah Maluku Utara.
“Diharapkan dengan adanya smelter baru ini akan menciptakan kurang lebih 2.000 pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia,” harapnya.
Harita Group, kata Alexander, saat ini telah memperkejakan kurang lebih sekitar 1.600 pekerja TKI di tambang, sekitar 2.000 pekerja TKI di Pabrik dan sekitar 280 TKA dari China yang bekerja di Pabrik.
”Kalau beberapa TKA yang ada di Pabrik diperuntukan bukan hanya untuk operasional mesin, tapi juga untuk melatih TKI dalam proses transfer teknologi. Karena mesin dan teknologi dari China, maka pelatihan dan transfer teknologi menjadi sebuah bagian penting dalam pekerjaan di Smelter,” ujarnya.
Untuk memastikan proses ini berjalan dengan baik, kata Alexander, Harita juga sudah pernah mengirim 242 Tenaga Kerja Indonesia ke China guna belajar disana dalam beberapa bulan.
“Dari 242 Anak Bangsa ini, 177 adalah putra daerah, dimana sisanya adalah siswa-siswa terbaik yang diambil dari Surabaya, Jakarta, Malang dan Ambon,” jellas Alexander. (red)